Hidayatullah.com–Sedikitnya 39 orang meninggal dunia, termasuk 16 warga negara asing, akibat serangan di sebuah kelab malam di Kota Istanbul, beberapa jam setelah malam Tahun Baru 2017.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengatakan polisi masih memburu penyerang kelab malam Reina, kawasan Ortakoy, pada pukul 01.30 waktu setempat, demikian tulis BBC, Ahad (01/01/2017).
“Pencarian teroris masih berlanjut…Saya harap (penyerang) dapat segera ditangkap. Insya Allah,” kata Soylu, tanpa menyebut berapa jumlah penyerang.
Selain korban tewas, menurut Soylu, serangan itu juga mencederai 69 orang yang kini dirawat di rumah sakit.
Dubes Rusia Tewas Ditembak Polisi Turki, Berikan Peringatan Masalah Aleppo
Gubernur Istanbul, Vasip Sahin, mengatakan insiden itu adalah serangan teror dan di antara korban meninggal dunia terdapat seorang polisi.
“Seorang teroris dengan senjata laras panjang..melakukan tindakan ini secara brutal dan keji dengan melepaskan tembakan ke arah orang-orang tidak berdosa yang berada di situ hanya untuk merayakan Tahun Baru dan bersenang-senang,” kata Sahin kepada wartawan.
Sahin mengatakan seorang penyerang terlibat dalam insiden itu, sedangkan CNN Turk menyebut dia memakai kostum Santa Claus.
Insiden itu terjadi manakala sekitar 700 orang berada di dalam kelab malam. Beberapa di antara mereka diyakini terjun ke selat Bosphorus untuk melarikan diri.
Istanbul dalam keadaan siaga penuh dan dijaga 17.000 polisi untuk menghadapi kemungkinan serangan teror mengingat serangkaian kejadian telah berlangsung beberapa bulan terakhir, semisal penembakan terhadap Duta Besar Rusia, Andrei Karlov, oleh seorang polisi Turki bernama Mevlut Mert Altintas.
Kantor berita Turki, Anadolu Agency menyebutkan, penyerang belum teridentifikasi. Sementara itu, Reuters menyebut pelaku berjumlah dua orang.
Sebelum peristiwa ini, Turki diguncang bom kembar yang dilakukan oleh Kurdistan Freedom Falcons (TAK). Sebanyak 44 orang tewas pada serangan 10 Desember itu.
Sementara ledakan lain dilaporkan terjadi, menargetkan polisi dan dinas keamanan setempat.
ISIS diduga berada di balik serangan di Bandara Istanbul bulan Juli, serta bom sebelumnya yang menargetkan wisatawan.*