Hidayatullah.com—Inisiatif Malaysia memimpin Misi Food Flotilla For Myanmar dinilai mampu menggerakkan seluruh hati umat Islam khususnya dan pejuang kemanusiaan di seluruh dunia.
Misi Food Flotilla For Myanmar yang membawa 2.200 ton bantuan makanan dan obat-obatan dengan Kapal Nautical Aliya, di Terminal Boustead Cruise Centre, diluncurkan bersama dua pemimpin partai Umno dan PAS (Diwakili PM Malaysia Najib Razak dan Ibrahim Tuan Man), tepat hari Jumat jam 4 sore (03/02/2017), demikian dikutip Kantor Berita Bernama, Malaysia.
Dengan cuaca cerah, Najib Razak dan Ibrahim Tuan Man membunyikan klakson tanda dimulainya perjalanan Nautical Aliya dengan diiringi kalimah syahadat, suara azan, doa, shalat hajat serta derai air mata para relawan, anggota keluarga dan kelompok masyarakat.
Sebelumnya, Najib turut meninjau suasana di atas kapal dan menyampaikan amanat singkat kepada peserta misi sebelum memulai perjalanan.
Misi yang digagas Kelab Putera 1Malaysia (KP1M) dan Dewan Konsultasi Organisasi Islam Malaysia (MAPIM) itu turut didukung lebih 30 badan bukan kerajaan (NGO) dalam dan luar negeri, bersama Presiden KP1M yang juga ketua misi, Seri Abdul Azeez Abdul Rahim.
Dewan pelepasan juga dihadiri Menteri Pertahanan, Datuk Seri Hishammuddin Hussein; Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Shahidan Kassim dan Datuk Seri Jamil Khir Baharom serta Menteri Kesejahteraan Kota, Perumahan dan Pemerintah Lokal, Tan Sri Noh Omar.
“Momen ini bersejarah … suatu upaya mulia yang menunjukkan bahwa semua kepedihan dan penderitaan warga Rohingya di Myanmar tidak akan diabaikan,” kata Najib Razak saat berpidato di pelabuhan dekat Kuala Lumpur.
Ia menimplai, “Kami mendengar kepedihan mereka, mereka yang diperkosa, dibunuh dan dibakar hidup-hidup.”
Presiden PAS, Abdul Hadi Awang mengatakan, penyatuan umat Islam di negara ini demi membantu masyarakat minoritas Islam Rohingya di Myanmar itu sekaligus mampu membuka mata banyak pihak untuk memperhatikan mereka yang ditindas dan dizalimi.
“Saya iringi dengan doa, iringi dengan dukungan yang penuh, mudah-mudahan langkah yang diambil ini dapat menggerakkan hati-hati umat Islam khususnya dan pejuang kemanusiaan di seluruh dunia, supaya memperhatikan mereka yang tertindas di Myanmar. Mudah-mudahan selamat semua, “katanya dalam pernyataan yang disiarkan melalui portal berita PAS, harakahdaily.net.
Sementara itu, PM Malaysia Najib Tun Razak bersama Wakil Presiden PAS, Ibrahim Tuan Man hari ini bersama-sama menandai pelepasan Kapal Nautical Aliya yang akan memulai pelayaran ke Yangon, Myanmar dan Teknaf, Bangladesh.
Aksi kemanusiaan ini membuktikan kebersamaan masyarakat internasional dengan penderitaan yang dialami oleh etnis Muslim Rohingya di Arakan.
Najib Razak dikenal bersuara keras menyangkut perlakuan yang dialami minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Ia mendesak pemerintah negara berpenduduk mayoritas pemeluk Budha itu untuk menghentikan serangan-serangan terhadap kaum Muslim Rohingya.
Sampai berita ini diturunkan, Kapal Kemanusiaaan yang membawa 230 relawan kemanusiaan dikabarkan sudah mendapat ‘lampu hijau’ memasuki pelabuhan Teknaf, Bangladesh.
Perkembangan positif itu diperoleh awal pagi ini menindaklanjuti pertemuan antara Menteri Luar Malaysia, Datuk Seri Anifah Aman dan Komisaris Tinggi Bangladesh ke Malaysia, Md Shahidul Islam, Jumat siang.
Melalui pernyataan, Departemen Luar menjelaskan isu melingkari misi kemanusiaan yang membawa bantuan 2.200 ton makanan dan obat-obatan itu berupaya diselesaikan hasil hubungan akrab antara Pemerintah Malaysia dan Bangladesh.
“Kita mengucapkan setinggi-tinggi penghargaan kepada Pemerintah Bangladesh susulan kesudian mereka untuk membuat jalan bagi kapal Misi Food Flotilla For Myanmar dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan terhadap pengungsi Rohingya yang tinggal di dekat pelabuhan Teknaf,” katanya, dikutip Berita Harian Malaysia Sabtu pagi.*
Sementara Myanmar, belum juga mengizinkan kapal tersebut berlayar menuju Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rakhine.*