Hidayatullah.com—Etnis Latin merupakan kelompok dengan penyebaran Islam paling cepat, tetapi bagi orang Latin yang hidup di Amerika Serikat, berpindah agama dari Katolik tidaklah mudah.
Beberapa mengatakan orang-orang menganggap mereka menyerahkan warisan mereka untuk menjadi orang Arab. Dan mereka melakukan ini di masa-masa politik yang sedang sulit.
Lucy Silva merupakan seorang Muslim. Awalnya dia merupakan penganut Katolik, dan menjadi muallaf 18 tahun yang lalu.
“Beberapa orang langsung masuk dan memakai hijab, aku butuh waktu untuk melakukan banyak riset sebelum mengambil langkah tersebut,” kata dia dikutip laman america.cgtn.com belum lama ini.
“Mereka secara otomatis berasumsi Aku seorang Arab atau berasal dari ‘sana.’ Jadi ketika mereka mendengarku berbicara bahasa Spanyol – anggap saja Aku berada di toko grosir, atau Aku sedang berbicara pada Ibu atau anak laki-lakiku – mereka cukup kaget. Mereka mengatakan, ‘Di mana kamu belajar bahasa Spanyol’ dan Aku menjawab, ‘Yaaa, Aku orang Meksiko,'” kata Lucy.
Sulit mengetahui secara pasti berapa banyak orang Latin beragama Muslim di Amerika Serikat karena tidak ada studi resmi yang dilakukan. Tetapi beberapa ahli memperkirakan bahwa jumlahnya berkisar antara 150.000 dan 200.000.
Sebuah laporan dari Universitas Internasional Florida mengatakan 90 persen dari mereka merupakan muallaf. Kebanyakan perempuan.
Faktanya, orang Latin Muslim merupakan kelompok etnis dengan penyebaran Islam tercepat.
“Banyak dari nilai-nilai mereka cenderung telah menjadi nilai konservatif. Mereka memiliki rasa hormat yang lebih tinggi pada Yesus yang mereka katakan merupakan seorang nabi dalam Islam. Mereka memiliki rasa hormat yang tinggi pada ibu Yesus, bunda Maria. Jadi terdapat semacam hubungan antara agama dan pemikiran tentang Tuhan dan cinta untuk Tuhan,” Mustafa Umar seorang Imam di Institut Islam Orange County mengatakan.
Lebih lanjutnya Wanda tidak sependapat.
“Jika kamu tumbuh di rumah keluarga tradisional Hispanik, hal itu sangat mirip dengan Islam,” katanya.
Baca: Uskup Agung Italia Sebut Eropa Bakal jadi Negara Islam
Dia berasal dari Puerto Rico dan menjadi muallaf saat remaja, hanya seminggu sebelum 9/11.
“Aku mengenal narkoba dan alkhol ketika Aku berumur 11. Dan bagiku, Islam lebih seperti keseimbangan dan struktur,” kata Wanda.
Tetapi datang dari latar belakang Katolik yang ketat, hal itu tidaklah mudah.
“Ibuku butuh waktu lima tahun untuk membiasakan diriku yang menjadi muallaf. Hal ini cukup sulit bagonya. Dia mengusirku dari rumah. Aku berumur 16 ketika itu. Setelah itu, Ibuku menelpon dan memintaku untuk pulang dan tinggal dengannya dan dia mengatakan dia akan berusaha sebaik mungkin untuk memahami mengapa Aku menjadi Muslim. Dan melakukan yang terbaik untuk berubah dan sekarang dia … sekarang kami memiliki hubungan yang luar biasa tetapi hal itu membutuhkan waktu, Aku telah menjadi Muslim selama 15 tahun, jadi itu membutuhkan waktu,” kata Wanda.
Bagi perempuan seperti Wanda dan Lucy, hal ini secara khusus sangat sulit ketika politik bercampur dengan agama, warisan dan gender. Tetapi, mereka menolak menyerahkan harapan atau identitas mereka.*/Nashirul Haq AR