Hidayatullah.com–Kepolisian Manchester melalui, Kepala Polisi Ian Hopkins mengatakan korban serangan bom di Manchester Arena meningkat dari 19 menjadi 22, 59 lukna termasuk anak-anak.
Dia mengatakan polisi saat ini percaya bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang pria, menurut laporan BBC.
Menurutnya, penyerang mungkin turut tewas di arena tersebut, dan pria tersebut diyakini membawa bahan peledak yang diledakkannya sendiri.
Kepala polisi itu juga meminta masyarakat untuk tidak membuat spekulasi tentang nama dan identitas penyerang.
Dia mengatakan mereka yang terluka sedang dirawat di rumah sakit di seluruh kota itu.
Ketika ditanya tentang usia korban, ia mengatakan ia tidak memiliki informasi untuk diberikan, sejauh mengkonfirmasi bahwa ada anak-anak di antara mereka yang tewas.
Dia juga tidak mengkonfirmasi apakah penyerang adalah orang Inggris.
Sebagaimana diketahui, puluhan orang dikhawatirkan tewas dan beberapa lainnya terluka menyusul ledakan yang terjadi di Manchester Arena, Inggris, Senin (22/05/2017) malam.
Sejumlah saksi mengatakan, mereka mendengar ledakan keras di tengah konser penyanyi pop Ariana Grande.
“Semua orang berteriak dan berlari, saya melihat jaket dan telepon genggam berserakan di lantai. Orang-orang menjatuhkan barang mereka begitu saja dan lari,” kata Robert Tempkin (22), asal Middlesbrough yang mengaku mendengar dua ledakan dari arah loket penjualan tiket di tempat itu.
“Ledakan terjadi dan semua orang terdiam beberapa saat sebelum berteriak panik. Suasananya sangat mencekam,” kata seorang saksi mata, Josh Elliott.
“Kami hanya ingin segera keluar dari tempat itu karena kami tak tahu apa yang terjadi,” tambah Josh dikutip BBC.
Kepolisian Manchester menyimpulkan insiden itu sebagai serangan teror. Namun, belum terungkap pelaku serangan.
Polisi sedang bekerjasama dengan pejabat lain untuk menyelidiki ledakan itu dan meminta masyarakat untuk menjauhi tempat kejadian, sementara penyelidikan sedang dilakukan, menurutnya.
Sebagaimana telah ramai diberitakan, teror di Manchester terjadi saat dua ledakan mengguncang konser Ariana Grande pada Senin malam lalu, pukul 22.35 waktu Inggris. Sebanyak lebih 22 orang dilaporkan tewas dalam insiden itu dan 59 orang mengalami luka-luka.
“Kita sedang mendapatkan informasi tentang kejadian yang dianggap polisi sebagai serangan teroris. Simpati kami kepada keluarga korban, ” ujar Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan.
Sebagaimana diketahui, serangan bom terjadi usai konser Ariana Grande berlangsung. Konser merupakan rangkaian tur bertajuk “Dangerous Woman Tour” guna mempromosikan album ketiganya. Rangkaian tur tersebut dimulai pada 3 Februari lalu dan akan berakhir 21 September 2017 mendatang.
Akibat musibah ini, kampanye menjelang pemilihan umum bulan Juni 2017 ini ditunda. Sementara penyanyi Ariana Grande dilaporkan dalam keadaan selamat. *