Hidayatullah.com—Pengunjuk rasa yang marah di ibukota Brasilia membakar bagian dalam gedung Kementerian Pertanian dan merusak beberapa gedung kementerian lainnya.
Pihak berwenang Brazil memperkirakan sekitar 35.000 orang turun ke jalan-jalan di ibukota, lapor BBC hari Rabu (24/5/2017).
Tentara dikerahkan untuk menjaga gedung pemerintah dan polisi dalam jumah banyak tampak di jalan-jalan.
Demonstran menuntut Presiden Michel Temer mundur, pemilu yang baru dan rencana reformasi ekonomi dibatalkan.
Pekan lalu, Temer menghadapi tuduhan korupsi baru dan tuntutan rakyat agar dirinya meletakkan jabatan semakin menguat.
Menurut berbagai laporan, beberapa kementerian terpaksa dievakuasi akibat aksi unjuk rasa, tetapi evakuasi itu dilakukan setelah gedung Kementerian Pertanian dibakar.
“Ada invasi di pintu masuk privat di kementerian. Mereka (demonstran) menyulut api di dalam sebuah ruangan, merusak foto-foto di galeri mantan menteri dan menantang polisi,” kata seorang juru bicara kepada AFP.
Demonstrasi yang sudah direncanakan sebelumnya itu dimulai dengan tenang pada siang hari. Namun, kemudian terjadi bentrokan dengan aparat. Media setempat mengatakan satu orang terluka dalam bentrokan-bentrokan yang terjadi dengan polisi dan beberapa orang ditahan.
Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa. Rekaman video menunjukkan sebagian demonstran merusak jendela-jendela dan membakar barikade yang dipasang polisi.
Pekan lalu, pernyataan saksi yang dirilis oleh Mahkamah Agung menuding Presiden Temer menerima uang suap jutaan dolar sejak 2010.
Pernyataan saksi itu, yang merupakan bagian dari kesepakatan pernyataan bersalah antara tersangka dengan pihak kejaksaan, berasal dari bos-bos sebuah perusahaan pengemasan daging terbesar di Brazil.
■Brazil ekpor daging busuk ke berbagai belahan dunia
■Terlibat korupsi, warga Brazil desak Presiden Temer mundur
Menanggapi hal itu Temer bersumpah akan membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan akan tetap menjabat presiden sambil menyelesaikan kasus tersebut.
Pada hari Sabtu pekan lalu, dia mengajukan pertisi agar investigasi kasus tersebut dihentikan, tetapi membatalkan langkahnya itu pada hari Selasa (23/5/2017).
Temer menjabat presiden satu tahun lalu menggantikan Dilma Rousseff, yang terpaksa mengakhiri jabatannya setelah dimakzulkan dengan tuduhan korupsi.*