Hidayatullah.com–World Bank telah menunda empat proyek di Afghanistan senilai $600 juta di tengah kekhawatiran anak-anak perempuan dilarang bersekolah kembali, kata bank tersebut.
Proyek-proyek itu, yang didanai lewat Afghanistan Reconstruction Trust Fund (ARTF) yang sudah diubah, rencananya diimplementasikan oleh badan-badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa guna menyokong proyek di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan dan mata pencaharian masyarakat, lapor Reuters Selasa (29/3/2022).
Namun, bank memberi syarat bahwa semua aktivitas yang didanai lewat ARTF harus memberikan akses untuk kaum wanita dan anak perempuan di Afghanistan.
Pekan lalu, pejabat-pejabat Amerika Serikat membatalkan rencana pertemuan di Doha dengan Taliban, setelah anak perempuan siswa sekolah menengah kelas 7 ke atas dilarang melanjutkan pendidikan.
ARTF dibekukan pada bulan Agustus 2021, ketika Taliban mengambil kembali kekuasaan di Afghanistan menyusul kepergian pasukan Amerika Serikat dan NATO setelah bercokol selama 20 tahun di negara itu. Pemerintah asing juga mengakhiri bantuan keuangan yang mencakup lebih dari 70 persen pengeluaran pemerintah, sehingga mempercepat keruntuhan ekonomi negara itu.
Pada 1 Maret, jajaran eksekutif Bank Dunia menyetujui rencana penggunaan lebih dari $1 miliar dana ARTF untuk membiayai program mendesak di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan dan keluarga. Dana itu akan dicairkan lewat badan-badan PBB dengan alasan mendesak, sementara Taliban masih dikenai sanksi internasional. Salah satu syarat yang ditekankan adalah kebebasan anak perempuan untuk tetap bersekolah.
Beberapa hari lalu, Taliban mengumumkan anak perempuan siswa sekolah menengah dilarang kembali ke kelas, sampai dipastikan mereka tidak bercampur dengan siswa laki-laki.*