Hidayatullah.com–Pernah berjaya dengan menjadi tempat rujukan banyak orang untuk mencari mainan anak, Toys ‘R’ Us sekarang bersiap menutup seluruh tokonya di Amerika Serikat dan mem-PHK lebih dari 30.000 pekerja dan catatan utang miliaran dolar.
Toys ‘R’ Us hari Kamis (15/3/2018) mengumumkan akan menutup seluruh tokonya di Amerika Serikat setelah tidak dapat menemukan pembeli ataupun mencapai kesepakatan guna merestrukturisasi utang-utangnya yang mencapai miliaran dolar.
“Ini sungguh hari yang sangat menyedihkan bagi kami serta jutaan anak dan keluarga yang telah kami layani selama 70 tahun terakhir,” kata CEO Dave Brandon dalam pernyataannya seperti dilansir Deutsche Welle.
“Saya sangat kecewa dengan keadaan ini, tetapi kami tidak lagi memiliki dukungan finansial untuk melanjutkan operasi perusahaan di Amerika,” imbuhnya.
Toys ‘R’ Us mengajukan pailit, yang di AS dikenal dengan Chapter 11, pada September 2017 dan kala itu sudah dalam proses menutup seperlima tokonya guna menyelamatkan bisnis mereka.
Perusahaan itu terlilit hutang segunung akibat leveraged buyout pada tahun 2005 oleh sebuah konsorsium yang di dalamnya ada KKR Group dan Bain Capital. Perusahaan ditarik menjadi privat dengan harapan kembali ke bursa saham usai restrukturisasi.
Penutupan toko mainan berusia 70 tahun itu akan berdampak pada sekitar 30.000 pekerjanya.
Sebelumnya pada bulan Februari, Toys ‘R’ Us di Inggris sudah menyatakan diri “game over.”
Menyusul pengumuman di Amerika Serikat, Toys ‘R’ Us internasional yang beroperasi di Kanada, Asia, Eropa Tengah, termasuk Jerman, Austria dan Swiss, sedang mempertimbangkan opsi-opsi yang ada untuk menyelamatkan bisnisnya.
Pendiri Toys ‘R’ Us Charles Lazarus memulai bisnisnya pada tahun 1948 di Washington DC, di tengah semarak perekonomian pascaperang dunia. Secara global perusahaan itu mempekerjakan hampir 65.000 karyawan, menurut rilis pers bulan Februari 2018.*