Hidayatullah.com—Maskapai penerbangan Jepang Vanilla Air terpaksa meminta maaf setelah terungkap bahwa seorang difabel pengguna jasanya dipaksa merangkak menaiki tangga pesawat.
Dilansir BBC Rabu (28/6/2017), Hideto Kijima, seorang pengguna kursi roda, biasanya menaiki pesawat dengan bantuan teman-temannya. Namun, dalam satu perjalanannya kembali dari Pulau Amami, kru pesawat dengan alasan keselamatan mengatakan dia tidak diperbolehkan masuk ke pesawat jika tidak naik sendiri tanpa bantuan.
Menanggapi hal itu, Kajima lantas turun dari kursi rodanya, lalu merangkak meniti anak tangga dengan menggunakan lengannya untuk naik ke pesawat.
Kijima, seorang pelancong berpengalaman, adalah ketua dari Japan Accessible Tourist Center, sebuah organisasi nirlaba yang menyusun katatog masalah aksesibilitas bagi penyandang cacat di tempat-tempat tujuan wisata di Jepang.
Pria itu mengatakan dirinya sudah pernah berada di lebih dari 200 bandara di 158 negara sejak mengalami lumpuh bagian pinggang ke bawah akibat kecelakaan dalam pertandingan rugbi sekolah tahun 1990.
Dalam tulisan di laman blognya, Kijima mengatakan bahwa jika tidak ada fasilitas untuk penyandang cacat, dia selalu mengandalkan bantuan teman-temannya atau petugas yang ada.
Meskipun dalam perjalanan dia sering menemui kendala sebagai seorang tunadaksa, tetapi tidak pernah dikatakan kepadanya bahwa dia tidak boleh menumpang pesawat.
Kepadalembaga penyiaran Jepang Nippon TV, Kajima mengatakan terkejut mendengar “peraturan kaku” semacam itu. “Saya tidak tahu apakah petugas maskapai penerbangan itu berpikir bahwa mereka salah,” ujarnya.
Vanila Air, maskapai penerbangan kelas murah yang disubsidi oleh All Nippon Airways, akhirnya meminta maaf atas kejadian itu dan mengumumkan kebijakan baru untuk membantu para pengguna kursi roda di bandara.
Di laman situsnya, Vanilla Air mengatakan sementara pihaknya tidak sanggup menyediakan jembatan penyeberangan untuk para penumpangnya di Bandara Amami, tetapi sekarang akan menyediakan kursi kusus untuk mengatasi hal itu.
“Kami meminta maaf karena membuatnya susah,” kata seorang jubir perusahaan kepada AFP.*