Hidayatullah.com–Kanada telah membayar ganti rugi sebesar 10,5 juta dollar Kanada (8,1 juta dollar AS) pada mantan narapidana Guantanamo Omar Khadr, laporan mengatakan.
Kompensasi itu diberikan pada Khadr pada Rabu dan langsung dibayarkan secara tunai, harian Globe and Mail melaporkan pada Kamis, mengutip sumber yang terlibat dalam transaksi.
Pemerintah dan pengacara Khadr menegosiasikan kesepakatan itu pada bulan lalu, berdasarkan keputusan Pengadilan TInggi pada tahun 2010 yang mengatakan pejabat intelejen Kanada mendapatkan bukti dari Khadr di bawah “keadaan tertekan”.
Menurut keputusan pengadilan tersebut dia mengalami kekurangan tidur selama interogasi di Teluk Guantanamo pada 2003, dan informasi yang didapatkan darinya kemudian dibagikan sebagai bukti ke otoritas AS.
Baca: Wikileak: Tahanan Guantanamo Digantung Selama Interogasi
Khadr, yang merupakan seorang warga negara Kanada, ditangkap di Afghanistan pada 2002 ketika berumur 15 tahun setelah adu tembak dengan tentara AS.
Dia terbukti bersalah karena membunuh seorang anggota medis tentara dan menjadi narapidana termuda yang ditahan di penjara militer Guantanamo. Khadr dan pengacaranya kemudian mengatakan dia telah diperlakukan dengan kejam selama interogasi.
Ikutip Aljazeera, Khadr menghabiskan sedekade di Guantanamo sebelum dikembalikan ke Kanada pada 2012 untuk menghabiskan sisa hukumannya dan dibebaskan pada 2015.
Khadr yang terlahir di Toronto dibawa ke Afghanistan oleh ayahnya, seorang anggota al-Qaeda (al-Qaidah), yang menempatkan anaknya dalam pelatihan kelompok pembuat bom. Ayahnya terbunuh dalam sebuah pertempuran dengan militer Pakistan pada tahun 2003.
Kasusnya menjadi sorotan warga Kanada, di mana para advokat Hak asasi manusia seperti Amnesty Internasional yang mengatakan ia yang pernah menjadi tentara anak-anak telah diperlakukan tidak adil. Sementara pemerintah Kanada menolak kelonggaran terhadap kasusnya, menegaskan bahwa dia terbukti bersalah melakukan kejahatan serius.
Setelah dia dibebaskan dari penjara di Alberta pada 2015, Khadr meminta maaf pada keluarga korban. Dia mengatakan dia menolak kekerasan dan menginginkan awal yang baru untuk menyelesaikan pendidikannya.
Dia saat ini tinggal di sebuah apartemen di Edmonton, Alberta dan sedang belajar di akademi perawat.*/Nashirul Haq AR