Hidayatullah.com–Kementerian Dalam Negeri Negeri Qatar menginformasikan, pakar internet menemukan bukti yang menunjukkan serangan cyber terhadap lembaga media resmi negara itu baru-baru ini –yang memicu krisis diplomatik antara Doha dan beberapa negara Teluk dipimpin Arab Saudi– berasal dari Uni Emirat Arab bersatu (UAE).
UEA adalah antara negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar baru-baru ini. Menyusul setelahnya Negara Teluk lain; Arab Saudi, Bahrain dan Mesir.
Kepada media di Doha hari ini, petugas penyidik Kapten Othman Salem al-Hamoud mengatakan, perencanaan dan hacking terhadap Kantor Berita Qatar (QNA) dimulai sedini April lalu, dengan alamat IP (internet protocol) serangan itu terdeteksi dari UEA.
Tingkat dan kualitas hacking itu dikatakan sangat profesional karena membutuhkan sumber internal.
Sebelumnya Ketua Departemen Teknologi kementerian itu, Letnan Kolonel Ali Mohammed al-Mohannadi mengatakan, operasi hacking dilakukan dengan atau melalui salah sebuah negara yang memutuskan hubungan serta mengenakan sanksi terhadap Qatar.
“Hacker memiliki kontrol penuh atas jaringan QNA, termasuk semua akun, situs web dan platform sosial terkait.
“Ini bertujuan untuk menyusun dan menyiarkan berita palsu, yang dikaitkan dengan pemerintah tertinggi Qatar,” katanya sambil menambahkan hal itu sudah diserahkan ke kejaksaan.
Serangan cyber itu dilaporkan terjadi dalam waktu tiga jam, dimulai lewat malam 24 Mei sampai awal 24 Mei, sebelum ahli IT media berhasil mendeteksi dan mengambil alih kembali kontrol atas situs itu.
Dalam tayangan video ketika mengungkapkan laporan investigasi itu, kementerian terkait mengatakan, penyelidikan menemukan sedini April, hacker sudah menusup ke dalam jaringan QNA menggunakan perangkat lunak VPN dan pemindaian situs.
Hacker kemudian mengeksploitasi kelemahan sistem jaringan dan mengunggah ‘program jahat’ yang kemudian digunakan untuk menerbitkan berita palsu.
Alamat, kata sandi dan email semua karyawan kantor berita itu juga dicuri.
Laporan awal Washington Post sebelumnya mengungkapkan, UEA mengatur operasi serangan itu.
Koran itu pada Ahad lalu melaporkan informasi dari intelijen Amerika Serikat (AS) menunjukkan pejabat UEA merencanakan serangan hack QNA pada 23 Mei, sehari sebelum serangan itu dilakukan.
Namun, mata-mata tersebut tidak pasti apakah UEA hack aman web itu atau membayar sejumlah uang kepada hacker untuk melakukan serangan itu.*/Nashirul Haq AR