Hidayatullah.com–Uni Eropa (UE) mendesak pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi untuk membawa kembali etnis Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh, karena aksi kekacauan dan pembersihan etnis di negara tersebut.
Wakil Presiden Uni Eropa Federica Mogherini hari Rabu melakukan panggilan telpon dan berbicara dengan Aung San Suu Kyi meminta kepada bekas penerima Nobel Perdamaia itu untuk menghentikan kekerasan di Rakhine, Myanmar.
Mogherini, yang juga Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, juga meminta Suu Kyi memastikan bahwa kebenaran diinformasikan sepenuhnya kepada badan bantuan asing kepada Rakhine dan untuk menerapkan proposal PBB untuk mengatasi puncak konflik berdarah dan pembantaian tersebut.
Baca: Amnesti Internasional: Aung San Suu Kyi Benamkan Kepalanya di Pasir
Sebelumnya, Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) mengungkapkan militer Myanmar secara sistematis menghalangi etnis minoritas Rohingya kembali ke Rakhine.
Laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan pengungsi Rohingya yang tiba di Bangladesh bulan lalu, yang menuduh bahwa operasi pembersihan etnis di Rakhine telah dimulai sebelum serangan bersenjata terhadap pos kontrol polisi pada tanggal 25 Agustus 2017.
Sejauh ini, lebih dari 500.000 orang etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Baca: Myanmar Alami Krisis HAM, Harus Segera Akui Muslim Rohingya
Menurut OHCHR, lebih dari setengah juta Muslim Rohingya diusir dari Rakhine, bahkan rumah, tanaman dan desa mereka ikut menjadi korban pembakaran.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad al-Hussein, mengatakan bahwa tindakan tersebut dipandang sebagai tipuan rezim Myanmar dengan memindahkan sejumlah besar warga Rohingya tanpa keinginan untuk mengembalikan mereka ke Rakhine.*