Hidayatullah.com—Seorang ekstrimis sayap kanan Swedia, yang divonis penjara seumur hidup karena serangan bermotif rasial di era 1990-an, sekarang menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan di Jerman.
John Ausonius, dijuluki “laser man” karena sinar laser yang tampak dari senjata apinya, membunuh satu orang dan melukai 10 lainnya dalam serangan di Stockholm 1991-1992.
Jaksa penuntut di Jerman juga mengatakan bahwa Ausonius menembak mati seorang wanita di Frankfurt pada 1992. Dia membantah dakwaan itu.
Aksi teror rasial yang dilakukan Ausonius diyakini menjadi inspirasi bagi pelaku kejahatan serupa di negara tetangga, pemuda Norwegia bernama Anders Breivik yang membunuh 77 orang dan melukai banyak orang lainnya pada tahun 2011.
Meskipun Ausonius membantah dakwaan pembunuhan di Frankfurt, tetapi dia tidak menolak diekstradisi ke Jerman dengan syarat sebisa mungkin menjalani masa hukumannya di Swedia jika divonis bersalah.
Menurut Kantor Kejaksaan Frankfurt, Ausonius menembak mati wanita berusia 68 tahun di siang bolong, ketika dia dalam pelarian setelah melakukan aksi brutalnya di Swedia, lapor BBC Rabu (13/12/2017).
Ausonius menuduh wanita tua itu mencuri notebook elektronik dari saku jaket miliknya di hotel tempat wanita itu bekerja.
Korban, Blanka Zmigrod, adalah korban selamat dari kamp-kamp konsentrasi Nazi termasuk Auschwitz, lapor media Swedia.
Ausonius menjadi penjahat Swedia paling terkenal setelah dia mencari targetnya di jalan-jalan kota Stockholm dan melepaskan tembakan ke siapa saja orang imigran. Dia divonis penjara seumur hidup pada 1994.
Sebagian korban menceritakan bahwa mereka mendapati titik sinar merah di pakaiannya tak lama sebelum mereka ditembak, sehingga pelakunya dijuluki “Lasermannen” (pria berlaser).
Selain menjadi inspirator bagi Anders Breivik, Ausonius juga diyakini melahirkan ide serangan rasis di kepala Peter Mands, pria Swedia tersangka pembunuhan yang juga anggota kelompok neo-Nazi bawah tanah National Socialist Underground (NSU).*