Hidayatullah.com—Aktivis hak asasi manusia di Rusia Vladimir Kara-Murza, yang menderita sakit parah akibat diracun zat tak dikenal, akan segera meninggalkan negaranya untuk menjalani perawatan.
Salah satu pengacara dari Vladimir Kara-Murza, seorang pengkritik vokal Presiden Putin, hari Ahad ( (19/2/2017) mengumumkan bahwa kliennya diperbolehkan meninggalkan Rusia untuk menjalani perawatan medis. Awal bulan ini Kara Murza dirawat intensif setelah mengalami gagal ginjal akibat diracun.
Setelah itu Kara-Murza dikabarkan mengalami koma. Namun, hari Ahad di lama Facebook pengacara Vadim Prokhorov menunjukkan foto politisi oposisi itu sedang terbaring sambil tersenyum di tempat tidur di rumah sakit, lapor Deutsche Welle.
“Pagi ini Vladimir Kara-Murza sudah terbang ke luar negeri … untuk menjalani perawatan rehabilitasi setelah peracunan akut kedua,” tulis Pokhorov. Dia tidak mengungkap ke mana kliennya itu pergi. Namun, dia mengatakan bahwa begitu Kara-Murza sudah pulih seperti sediakala, dia akan melanjutkan aktivitas sama yang telah dilakukannya bertahun-tahun, yaitu memulihkan demokrasi di Rusia.
Kara-Murza, 35, dikenal dengan aktivitasnya di Open Rusia, sebuah advokasi HAM yang dijalankan oleh Mikhail Khodorkovsky. Seorang mantan pejabat tinggi Rusia, Khodorkovsky mendekam dalam penjara selama 10 tahun karena penggelapan pajak, setelah secara terbuka menentang Putin dan menuding pemerintahnya korup.
Kara-Murza juga bekerja sama dengan tokoh oposisi lain seperti Boris Nemstov, yang mencuat namanya setelah ditembak mati di dekat Kremlin pada Februari 2015. Tidak hanya itu, Kara-Murza juga melakukan lobi-lobi di Amerika Serikat supaya musuh Rusia itu memperluas Magnitsky Act 2012, undang-undang di AS yang memberikan sanksi terhadap pihak-pihak yang terlibat kematian pengacara anti korupsi Sergei Magnitsky.
Pada bulan Mei 2015, Kara-Murza tiba-tiba jatuh sakit saat menghadiri sebuah pertemuan di Moskow. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit, dan diagnosa para dokter menyebutkan dia terkena “zat beracun yang tidak diketahui.” Akibatnya, dia mengalami gagal ginjal. Namun, Komite Investigatif Rusia menolak melakukan penyelidikan guna mengetahui apakah dia menjadi target pembunuhan.
Kara-Murza kemudian melanjutkan aktivitasnya di Open Rusia, sampai gejala sakitnya muncul kembali beberapa pekan lalu.
Apa yang dialami Kara-Murza mengingatkan pada kematian Alexander Litvinenko, mantan agen intelijen Uni Soviet KGB yang akhirnya meninggal dunia akibat keracunan polonium. Litvinenko jatuh sakit setelah bertemu dengan dua agen rahasia Rusia di sebuah hotel di London, Inggris. Litvinenko menulis dua buku yang isinya menuding badan-badan intelijen Rusia melakukan operasi false flag agar Putin tetap berkuasa. Operasi false flag adalah aksi yang dilakukan oleh satu pihak, tetapi dibuat sedemikian rupa seolah-olah itu adalah perbuatan pihak lain. Operasi ini biasa dilakukan oleh aparat keamanan, militer dan intelijen, serta pemerintah suatu negara dengan tujuan beragam mulai dari pengalihan isu, mengadu domba, bahkan menyulut perang.*