Hidayatullah.com—Pabrikan pesawat terbang Airbus akan menganti dua eksekutif papan atasnya. Perusahaan berbasis di Prancis itu menghadapi penyelidikan kasus korupsi di Prancis, Jerman, Inggris dan Austria.
Pimpinan eksekutif (CEO) Airbus Tom Enders tidak akan dipilih kembali untuk memimpin perusahaan itu ketika masa jabatannya habis akhir tahun 2019, demikian diumumkan Airbus hari Jumat (15/12/2017).
Kepala operasional (COO) dan presiden pesawat komersial Fabrice Bregier akan melepaskan jabatannya pada Februari 2018 dan digantikan oleh Guillaume Faury, yang sekarang memimpin unit helikopter, lapor RFI.
Kabar kepergian kedua pejabat tinggi Airbus itu muncul di media Prancis hari Selasa (12/12/2017), meningkatkan kekhawatiran pertarungan suksesi akan mengguncang perusahaan itu. Akan tetapi, hari Jumat kemarin saham Airbus masih stabil di 85,32 euro di bursa saham Paris.
Airbus sedang dalam proses penyelidikan oleh kejaksaan Prancis dan Serious Fraud Office Inggris terkait kasus dugaan korupsi di cabangnya di Inggris yang memproduksi pesawat sipil. Masalah korupsi itu dilaporkan sendiri oleh pihak Airbus ke pihak berwenang.
Tim investigasi Prancis pada bulan November menggeledah kantor Airbus yang berada di pinggiran kota Paris.
Perusahaan raksasa itu juga menjadi target penyelidikan di Austria dan Jerman terkait penjualan jet militer Eurofighter ke Austria tahun 2003.
Dewan direksi Airbus mengatakan akan menjajaki calon-calon penggati Enders tahun depan, yang diharapkan bisa dikukuhkan pada rapat pemegang saham tahun 2019.
Setelah 25 tahun bergabung dengan Airbus, Bregier (56) menjanjikan transisi kepemimpinan yang mulus kepada penggantinya.
Meskipun terjadi pergesekan dengan Bregier yang merupakan orang nomor duanya, Enders memberikan pujian kepada koleganya asal Prancis tersebut.
“Banyak kesuksesan yang membanggakan perusahaan ini selama lebih dari 10 tahun telah dicapai melalui kepemimpinan bersama oleh Fabrice dan saya,” kata pria berusia 59 tahun asal Jerman itu.
Faury, eksekutif asal Prancis yang baru berusia 49 tahun, dianggap berhasil memimpin unit helikopter meskipun masih ada sejumlah masalah di unit bisnis Airbus yang satu itu.
Dia “mewakili generasi baru kepemimpinan kami,” kata Enders.
Penggantinya akan diumumkan dalam beberapa pekan mendatang.
Pemerintah Jerman dan Prancis memiliki 22 persen saham Aairbus, yang mempekerjakan 134.000 orang dan merupakan penyumbang besar bagi surplus perdagangan kedua negara tersebut.*