Hidayatullah.com– Presiden Filipina Rodrigo Duterte menarik diri dari program bantuan pembangunan AS, yang mengharuskan penerima dana untuk mendukung demokrasi dan memerangi korupsi.
Juru bicara Presiden Duterte Harry Roque mengatakan Manila memutuskan untuk tidak menegosiasikan “kesepakatan” kedua dengan Millenium Challenge Corporation (MCC), yang mengalokasikan $ 433,9 juta (Sekitar Rp. 5,98 Trilyin) untuk proyek anti-kemiskinan Filipina di tahun 2010.
Millennium Challenge Corporation (MCC), dibentuk Kongres Amerika Serikat tahun 2004, memberikan dukungan dana berskala besar kepada negara-negara miskin yang berkomitmen terhadap pemerintahan yang baik dan kebebasan ekonomi dan yakin bahwa ini adalah kunci untuk mengatasi kemiskinan.
“Pemerintah Filipina memutuskan untuk tidak melanjutkan pengembangan kesepakatan kedua MCC,” kata juru bicara Kedutaan Besar AS Molly Koscina kepada AFP.
MCC mengumumkan pada bulan Desember 2015 bahwa Filipina berhak untuk mengembangkan program tahun kedua dengan dana dari Amerika Serikat.
Tapi setahun kemudian, kedutaan Amerika Serikat mengumumkan bahwa perusahaan tersebut memutuskan untuk tidak memberikan suara pada kesepakatan kedua dengan Filipina, sambil menyuarakan “keprihatinan” terhadap undang-undang di bawah pemerintahan Presiden Duterte.
Sejak pengumuman tersebut, hubungan dengan mantan Presiden Barack Obama telah memburuk. Obama mengkritik cara Presiden Duterte melakukan pertarungan melawan narkoba dengan cara membunuh ribuan orang dan menimbulkan kekhawatiran atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun Presiden Duterte membantah keras kritik Amerika Serikat, Uni Eropa (UE) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menuduh mereka mencoba campur tangan dalam urusan negaranya.
Dia juga berjanji untuk menolak bantuan dari negara asing yang menetapkan persyaratannya terhadap pemerintahannya.
Roque mengatakan bahwa prioritas Manila sekarang akan membangun kembali selatan Kota Marawi yang hancur dalam pertempuran lima bulan tahun ini. Lebih dari 1.100 orang tewas dalam pertempuran tersebut.
“Keputusan untuk menarik diri didasarkan pada kebutuhan mendesak pemerintah untuk membangun kembali Marawi,” kata Roque dikutip AFP.
“Saya pikir pembangunan kembali Marawi tidak memenuhi syarat kita” untuk mendapatkan dana keagenan.
Menurutnya, alokasi untuk proyek MCC membutuhkan dana yang sesuai dengan Manila.
Roque juga membantah bahwa keputusan untuk menarik diri dari program tersebut terkait dengan intervensi negara lain.
MCC dalam situsnya menyatakan telah menginvestasikan lebih dari 13 miliar dolar AS untuk mendukung proyek anti-korupsi, demikian juga dengan hak atas lahan, pertanian, pendidikan, energi, kesehatan, transportasi dan pasokan air.*