Hidayatullah.com–Sekitar 640 bahasa di Eropa terancam punah karena anak-anak tidak lagi mempelajarinya sebagai bahasa ibu di rumah, kata UNESCO dalam laporan terbarunya.
UNESCO mendefinisikan bahasa ibu sebagai bahasa pertama yang anak pakai, bahasa yang dipelajarinya di rumah dari orang-orang yang lebih tua.
Di seluruh kawasan Eropa, Italia dan Rusia memiliki keanekaragaman bahasa yang paling banyak — dan paling terancam, kata UNESCO. Hal itu menunjukkan kekayaan linguistik kedua negara, tetapi juga kehilangan progresif bahasa-bahasanya di setiap generasi baru, lapor Euronews Rabu (21/2/2018).
Di Pulau Sardinia, selatan Italia, terdapat empat bahaya terancam punah, yaitu Gallurese, Sassarese, Algherese Catalan, serta bahasa Sardinia. Kajian linguistik yang dilakukan Universita degli Studi di Clagliari, sebuah perguruan tinggi di Cagliari Sardinia, mengkaji bagaimana bahasa-bahasa di daerah itu tidak lagi dianggap penting oleh generasi baru. Hampir 70% responden mengaku hanya berbicara bahasa Sardinia dengan kakek-neneknya, sementara yang berbicara bahasa lokal dengan anak-anak hanya 33%.
Beberapa bahasa di Eropa yang sudah mati menurut laporan terbaru atlas bahasa dunia susunan UNESCO yaitu:
Prancis
- Alderney French
Kroasia
- Dalmatian
Polandia
- Slovincian
Krimea (dianeksasi Rusia)
- Karaim
Rusia
- Akkala Saam
- Arman
- Kamas
- Kamas Turk
- Kerek
- Old Sirenik
- Seward Peninsula Inupiaq (Pulau Diomede Besar)
- Southern Khanty
- Southern Mansi
- Soyot
- Ubykh (Caucasus)
- Western Mansi
- Yug
Turki
- Cappadocian Greek
- Mlahso
- Ubykh