Hidayatullah.com—Mesir mengecam keputusan Ethiopia untuk mulai mengisi reservoir di bendungan pembangkit listrik tenaga air di Sungai Nil untuk tahun kedua.
Menteri Irigasi Mesir Mohamed Abdel Aty mengatakan sudah menerima pemberitahuan resmi perihal pengisian reservoir itu dari Ethiopia dan menolak sepenuhnya tindakan tersebut.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah “sepihak” Ethiopia itu adalah “pelanggaran hukum dan norma internasional yang mengatur proyek-proyek yang dibangun di kawasan lembah sungai-sungai internasional, termasuk Sungai Nil”.
Menteri Mesir itu juga telah menulis surat kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menginformasikan tentang tindakan terbaru oleh Ethiopia, imbuh pernyataan itu. DK-PBB akan bertemu untuk membahas masalah itu hari Kamis ini, lansir BBC Selasa (6/7/2021).
Mesir dan Sudan telah memperingatkan Ethiopia bahwa negara itu harus menunggu sampai mereka semua mencapai kesepakatan yang mengikat secara hukum tentang pengoperasian bendungan raksasa tersebut.
Mesir dan Sudan, yang berada di hilir sungai, khawatir bendungan bernilai $4 miliar itu akan mengurangi akses mereka ke air. Mesir khawatir bendungan akan memperkecil aliran dan debit air di bagian hilir Sungai Nil, sumber utama kebutuhan air rakyat Mesir.
Ethiopia mengatakan proyek bendungan itu sangat penting untuk pembangunan negaranya karena dapat menyediakan listrik bagi 60% rakyatnya.*