Hidayatullah.com–Sebuah masjid yang sering dikunjungi oleh komunitas Muslim Turki di Kota Jerman Ulm diserang bom molotov pada hari Senin, kurang dua minggu setelah insiden serupa di Berlin ketika sebuah masjid dibakar, tulis Aljazeera.
Tidak ada anggota jamaah yang sholat di masjid yang cedera, namun diberitakan ada beberapa kerusakan kecil di masjid yang dimiliki Islamic Community National View (IGMG) ini.
Sekretaris Jenderal IGMG Bekir Altaş mengatakan kepada TRTWorld, kekerasan terhadap Muslim dan rumah ibadah yang tumbuh di Eropa sudah pada taraf mengkhawatirkan.
Altaş mengatakan mereka ingin serangan itu diselesaikan secepat mungkin.
“Serangan Islamofobia tidak bisa tidak penting, pemerintah Baden-Württemberg harus bertindak,” katanya. Setelah serangan itu, polisi mulai meluncurkan penyelidikan.
Baca: Masjid Berlin Dibakar, DITIB Minta Rumah Ibadah Muslim Dilindungi
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah insiden serupa di Ibu Kota Jerman, Berlin, ketika sebuah masjid dibakar. Awal bulan ini, masjid lain yang sering dikunjungi oleh komunitas Turki di Jerman juga mendapat serangan.
Menurut kantor berita Turki Anadolu Agency, serangan itu terjadi ketika simpatisan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berhaulan komunis dan masuk organisasi terlarang di Turki mengancam akan menyebarkan lebih banyak “kekerasan”, bersama dengan pendukung Partai Persatuan Demokratis Kurdi (PYD).
PKK telah dilarang di Jerman sejak tahun 1993, tetapi tetap aktif dengan perkiraan ada 14.000 pengikut di negara ini.
Kelompok PYD / PKK dan organisasi lain sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan sejak awal tahun ini, yang menargetkan masjid, komunitas dan toko Turki di berbagai kota termasuk Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Aachen.
Baca: 235 Orang Meninggal dalam Serangan Bom di Masjid Ar Raudhah
Jerman memiliki komunitas Turki sebanyak tiga juta, mayoritas generasi kedua dan ketiga keturunan Jerman keturunan Turki yang kakek-neneknya pindah ke negara itu selama tahun 1960-an.
Bulan Januari, militer Turki dan Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FSA) telah berhasil meluncurkan serangan untuk mengusir pejuang Kurdi dari negara tetangga Afrin di Suriah barat.
Pada hari Ahad, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Turki telah merebut kembali Afrin dari para kelompok Kurdi dan mengontorol penuh wilayah ini.
Ankara menganggap (PYD) di Suriah dan YPG sayap bersenjatanya adalah “kelompok teroris” yang memiliki hubungan PKK yang dilarang di Turki.
PKK telah melakukan perang bersenjata selama beberapa dekade melawan negara Turki yang telah menewaskan puluhan ribu orang.*