Hidayatullah.com–Ribuan pekerja Google menandatangani surat terbuka berisi tuntutan agar perusahaan itu menghentikan kerja sama dengan militer Amerika Serikat.
Project Maven yang mereka garap berkaitan dengan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan ketepatan bidik drone-drone dalam serangan militer.
Para pekerja khawatir keterlibatan Google dalam proyek itu memicu citra buruk yang tak dapat dipulihkan terhadap perusahaan.
“Kami berkeyakinan bahwa Google seharusnya tidak terlibat dalam bisnis perang,” bunyi surat yang ditujukan kepada CEO Google Sundar Pichai seperti dilansir BBC Kamis (5/4/2018).
“Oleh karena itu kami meminta Project Maven dibatalkan, dan Google merancang, mempublikasikan serta menerapkan kebijakan jelas yang menyatakan bahwa Google maupun kontraktornya tidak akan pernah mengembangkan teknologi untuk peperangan.”
Menurut laporan New York Times surat tersebut ditandatangani oleh 3.100 pekerja, termasuk insinyur-insinyur senior Google, dan mereka sudah pernah menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada manajemen secara internal. Google saat ini mempekerjakan 88.000 orang di berbagai negara di dunia.
Situs berita teknologi Gizmodo bulan Maret melaporkan Google mengkonfirmasi bahwa pihaknya memperbolehkan Pentagon menggunakan sebagian teknologi pengenalan citranya sebagai bagian dari proyek militer.
Seorang jubir Google mengatakan kepada BBC, “Maven adalah proyek Departemen Pertahanan yang terpublikasi dengan baik dan Google bekerja sebagai salah satu bagian darinya, khususnya yang mencakup tujuan non-ofensif dan menggunakan software pengenalan obyek open-source yang tersedia bagi siapapun pengguna Google.”
“Modelnya hanya berdasarkan pada data bukan rahasia. Teknologinya dipakai untuk menandai citra (gambar) manusia dan dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa, dan menyelamatkan orang dari pekerjaan yang sangat melelahkan.”*