Hidayatullah.com—Tim investigasi Australia menolak klaim yang menyatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 sengaja dijatuhkan oleh pilot.
Spekulasi yang berkembang belakangan bahwa pesawat jet itu sengaja diarahkan untuk menukik ke laut dibantah hari Selasa (22/5/2018) oleh Australian Transport Safety Bureau (ATSB).
Biro itu bersikukuh menyatakan bahwa pilot dalam kondisi tidak sadarkan diri di masa-masa akhir sebelum pesawat menghilang, lapor BBC.
Pesawat yang mengangkut 239 orang itu hilang pada tahun 2014 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Tim pencari, yang juga melibatkan petugas dari Malaysia dan China, ditarik pada Januari tahun lalu setelah bertugas selama 1.046 hari.
Tim investigasi dari ATSB mengatakan bahwa pesawat dalam kondisi tidak terkontrol ketika terjun ke dalam Samudera Hindia bagian selatan.
Teori yang mengatakan bahwa pilot dalam kondisi sadar dan menguasai penuh pesawatnya saat peristiwa itu terjadi, dibangkitkan lagi belum lama ini dalam sebuah buku yang ditulis oleh Larry Vance, seorang mantan penyidik kecelakaan di udara asal Kanada.
Vance, yang muncul dalam program televisi Australia 60 Minutes awal bulan ini, mengatakan dalam bukunya bahwa investigasi ATSB mengandung cacat dan kesimpulan perihal menit-menit terakhir pesawat tersebut salah.
“Dia [pilot] bunuh diri, malangnya, dia juga membunuh orang lain yang berada di atas, dan dia melakukan itu dengan sengaja,” kata Vance dalam acara tersebut.
Akan tetapi, direktur pencarian ATSB Peter Foley, hari Selasa (22/5/2018) mempertahankan hasil temuan tim investigasinya, dan mengaskan bahwa mereka sudah mengeksplorasi semua masukan dan analisis yang ada.
“Kami mengkaji setiap bukti yang ada yang kami punya saat itu dengan cara yang tidak bias,” kata Foley dalam pertemuan dengan parlemen di Canberra, seraya menambahkan bahwa dirinya sudah membaca buku Vance.
“Kami memiliki cukup data yang dapat menunjukkan kepada kami bahwa pesawat tersebut jika di masa akhirnya dalam kondisi terkendali, berarti pesawat itu tidak benar-benar sukses dikendalikan sepenuhnya,” imbuh Foley.
MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014 setelah selama berjam-jam tidak mengirimkan sinyal komunikasi dalam penerbangannya.
Pencarian bangkai pesawat tersebut merupakan pencarian terbesar di atas maupun di bawah permukaan laut dalam sejarah penerbangan. Meskipun pencarian bawah laut belum membuahkan hasil, sejumlah potongan badan pesawat terseret ombak ke tepian pantai pulau-pulau yang berada di kawasan Samudera Hindia dan perairan dekat Afrika.
Pemerintah Australia mengatakan pihaknya bersedia membantu mencari lagi bangkai MH370 jika ada bukti-bukti baru yang “kredibel”.
Sebuah perusahaan swasta Amerika Serikat awal tahun ini memulai pencarian kembali pesawat tersebut, tetapi belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.*