Hidayatullah.com—Pemilik klub sepakbola Chelsea, Roman Abramovich, menarik kembali aplikasinya untuk mendapatkan visa Inggris, lapor BBC.
Sebuah sumber yang dekat dengan miliuner Rusia itu mengatakan aplikasi perpanjangan visa investornya tidak ditolak tetapi juga tidak dikabulkan.
Lambannya proses pembaruan visa itu dialami Abramovich –pebisnis yang dikabarkan dekat dengan Presiden Vladimir Putin– di kala hubungan diplomatik Inggris menegang dengan Rusia menyusul peristiwa peracunan bekas agen ganda Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury. Sebagaimana diketahui Inggris menuding Rusia berada dibelakang serangan dengan gas saraf Novichok itu.
Berbagai laporan media menyebutkan visa Abramovich habis masa berlakunya tiga pekan lalu, lapor BBC Jumat (1/6/2018).
Perubahan peraturan pemrosesan visa Inggris, yang berlaku sejak 2015, mengharuskan pihak pemohon membuktikan asal-muasal kekayaan yang dimilikinya.
Mirror Senin (28/5/2018) melaporkan bahwa Abramovic harus membuktikan terlebih dahulu £2 juta investasinya di Inggris “bersih” sebelum diberi visa khusus investor yang baru.
Abramovich, yang menjadi miliuner berkat usaha minyak dan gas di tahun 1990-an, menguasai Chelsea setelah membeli perusahaan-perusahaan pengelola klub sepakbola itu di tahun 2003.
Menurut daftar orang kaya yang disusun Sunday Times, Abramovich menduduki posisi ke-13 orang terkaya di Inggris dengan nilai kekayaan netto 9,3 miliar pound (£1 sekitar Rp18.544).
Hari Kamis (31/5/2018), Chelsea mengumumkan bahwa klub menangguhkan pembangunan stadion baru Stamford Bridge karena “iklim investasi saat ini yang kurang mendukung.”
Setelah mengalami sejumlah kendala dan penundaan, biaya pembangunan stadion berkapasitas 60.000 kursi itu diperkirakan membengkak menjadi £1 miliar.*