Hidayatullah.com—Oxfam dilarang beroperasi di Haiti menyusul terungkapnya pelanggaran seksual yang dilakukan staf organisasi kemanusiaan asal Inggris itu ketika bertugas menyalurkan bantuan gempa 2010.
Pemerintah Haiti mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena Oxfam melanggar peraturan yang berlaku di negaranya dan melakukan pelanggaran serius terhadap “prinsip harga diri manusia.”
Oxfam mengatakan dapat memahami keputusan Haiti, seraya menambahkan bahwa perilaku sejumlah stafnya memang “tidak dapat diterima sama sekali,” lansir BBC Rabu (13/6/2018).
Keputusan Haiti itu menyusul larangan beroperasi sementara yang diumumkan bulan Februari.
Organisasi penyalur bantuan kemanusiaan itu mengatakan akan tetap beroperasi di Haiti melalui anggota afiliasinya dari Italia, Spanyol dan Quebec, Kanada.
Oxfam membuka kantor di Haiti sejak 1978, dan meningkatkan kehadirannya setelah gempa bumi 2010. Akan tetapi, setelah dilarang beroperasi sementara sejak Februari lalu, tidak ada staf Oxfam GB yang ditempatkan di negara itu.
Skandal seks staf-staf Oxfam di haiti pertama kali diungkap oleh The Times, yang melaporkan bahwa orang-orang yang ditugaskan menyalurkan bantuan kemanusiaan di Haiti oleh Oxfam, termasuk direktur Oxfam Haiti, menyewa pelacur-pelacur muda –bahkan ada yang di bawah umur– untuk menggelar pesta seks.
Empat staf Oxfam dipecat karena kasus itu, tiga orang lainnya termasuk direktur Oxfam Haiti Roland Van Hauwermeiren dipersilahkan mengundurkan diri.
Van Hauwermeiren membantah tuduhan bahwa dirinya membayar pelacur untuk mendapatkan pelayanan seks, tetapi mengaku telah “melakukan kesalahan.”*