Hidayatullah.com—Perusahaan taksi online asal China Didi Chuxing akan beroperasi di Melbourne, Australia, mulai 25 Juni sebagai bagian dari langkah ekspansi internasionalnya.
Perusahaan itu, yang belum lama ini beroperasi di Meksiko, baru saja selesai melakukan uji coba selama satu bulan di Geelong, negara bagian Victoria.
Didi merupakan aplikasi taksi online terbesar di dunia dan semakin melambung namanya setelah berhasil membuat Uber hengkang dari jalan-jalan di China. Diperkirakan bernilai $56 miliar, Didi menjadi perusahaan rintisan paling mahal sejagad.
Industri taksi online di Australia saat ini masih dikuasai Uber. Namun, pemain asing Ola dari India dan Taxify asal Eropa juga baru saja memasuki pasar Australia. Sementara pemain asli lokal GoCatch masih eksis.
Didi mengatakan bahwa jasanya yang ditawarkan di Melbourne adalah bisnis taksi online andalannya, Didi Express.
Perusahaan itu mulai membuka lowongan pengemudi sejak bulan Juni, tetapi tidak mengungkapkan target pengemudi di Melbourne yang akan dicapainya untuk merajai jalan-jalan di kota metropolitan itu.
“Hal yang dapat kami katakan adalah bahwa pengemudi-pengemudi di Melbourne terus merespon produk yang kami tawarkan dengan sangat baik…faktanya, hampir 100 pengemudi menghadiri pendaftaran di hari Rabu,” kata seorang jubir Didi di Australia kepada BBC.
Aplikasi Didi dapat diunduh mulai hari Jumat (15/6/2018) dan penumpang akan mendapatkan diskon 50% dari tanggal 25 Juni sampai akhir Juli, kata pihak perusahaan. Namun, diskon akan dibatasi maksimal 10 dolar Australia tiap sekali perjalanan dan maksimal dua kali perjalanan dalam sehari.
Didi mengklaim memiliki 550 juta pengguna yang memanfaatkan beragam layanan transportasi onlinenya, termasuk jasa pengiriman makanan.*