Hidayatullah.com–Kongres Amerika Serikat (AS), Kamis (Jumat WIB) melaporkan, popularitas negara itu mengalami penurunan di dunia Arab dan muslim, walaupun hampir dua tahun Deplu negara itu melakukan kampanye bagi usaha meningkatkan citranya.
Walaupun ada pernyataan sukses secara guyon dengan elemen-eleman kampanye tertentu di beberapa negara, data jajak pendapat menunjukkan AS lebih tidak populer dan lebih dibenci di banyak negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim dibanding sebelum serangan 11 September 2001, kata laporan tersebut.
Di antara masalah yang dihadapi atas kurangnya perhatian itu adalah, kualitas bahasa para diplomat dalam melengkapi tujuan pesan, kurangnya kesatuan metode penyampaian apa-apa perkembangan bagi kebutuhan kampanye dan kegagalan menyatukan dan mengoordinasikan berbagai jenis program, katanya.
“Usaha-usaha Deplu dalam menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk kurangnya waktu dan para staf dalam melaksanakan tugas-tugas diplomasi publik,” kata laporan yang disiapkan oleh Kantor Akuntan Umum (GAO), pengawas Kongres.
“Deplu tidak secara sistematis dan komprehensif mengambil langkah menuju sasaran diplomasinya secara publik,” katanya.
“Fokus langkah-langkah yang diambil dalam tampilan di luar negeri, baik lewat bukti yang mengandung lelucon dan hasil-hasil program, lebih tampak daripada hasil kemajuan dalam mengubah pengertian dan pandangan publik asing atas AS,” kata laporan tersebut.
Faktanya, jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa jauh dari memenangkan hati dan perasaan dunia Muslim dan Arab dalam satu tawaran untuk mengulangi kembali serangan meremukkan pada 11 September, di mana kampanye tersebut mungkin memiliki efek yang berlawanan, katanya.
Menurut data perhitungan dari satu lembaga riset swasta, GAO menemukan bahwa persentase rakyat di Jordania, Lebanon, Maroko, Indonesia, Turki dan Pakistan dengan ukuran pandangan yang menguntungkan AS, telah mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir.
Di Yordania, persentasenya menurun dari 25 persen pertengahan tahun 2002 menjadi satu persen awal tahun 2003. Di Lebanon, jumlahnya turun dari 35 persen menjadi 27 persen pada periode yang sama.
Antara tahun 2000 dan 2003, angkanya menurun dari 77 persen menjadi 27 persen di Maroko, dari 75 persen menjadi 15 persen di Indonesia, dari 23 persen menjadi 13 persen di Pakistan dan dari 52 persen menjadi 15 persen di Turki.
GAO mengatakan Deplu AS telah mengamati sejumlah kekurangan dalam pelaksanaan kampanye, yang telah dilaksanakan menggunakan media radio, televisi dan iklan bahan-bahan cetakan dengan penerbitan lewat internet, kunjungan-kunjungan melalui ceramah dan program penyebar luasan lainnya.
Departemen itu mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang direkomendasikan GAO untuk meningkatkan usaha, termasuk mempertimbangkan sektor swasta dalam teknik mengintegrasikan dan menjangkau pengaruh program tersebut dan melatih para personil dalam diplomasi publik. [Ant/gtr]