Hidayatullah.com—Coca-Cola mengatakan menghentikan sementara produksinya di sejumlah pabrik akibat kekurangan gas CO₂.
Meskipun demikian, pembuat minuman ringan itu mengatakan sejauh ini suplai produknya tidak terganggu, lapor BBC Senin (25/6/2018).
Pekan lalu anak perusahaan dari Heineken, John Smith’s, yang memproduksi minuman ringan Extra Smooth dan pabrikan bir Amstel mengaku terpukul suplainya akibat kekurangan gas CO₂.
Terdapat laporan yang menyebutkan bahwa kelangkaan itu mengganggu pengiriman produk makanan beku, yang dijaga tetap dingin dengan es kering yang dibuat dengan cara pemadatan CO₂.
BBC melaporkan bahwa Ocado mengurangi pengiriman produk makanan bekunya guna menghindari kekurangan es kering.
Sedikitnya lima produsen CO₂ di Eropa bagian utara menghentikan operasinya dalam rangka perawatan. Demikian menurut laporan Gasworld, media pertama yang melaporkan perihal kelangkaan gas CO₂.
Pemeliharaan musiman yang menyebabkan pabrikan CO₂ tutup itu menjadikan Inggris satu-satunya produsen besar CO₂ yang beroperasi.
Kerbon dioksida dipergunakan dalam senjata yang dipakai untuk membunuh hewan ternak, serta menciptakan efek buih dalam minuman ringan. CO₂ juga dipergunakan dalam sejumlah prosedur kedokteran.
Pekan lalu, para tokoh pelaku usaha makanan dan minuman di Inggris sudah memperingatkan bahwa krisis CO₂ kali ini sangat serius sehingga dapat mempengaruhi produksi. Mereka meminta pemerintah agar menpersiapkan diri guna memprioritaskan suplai.
Food and Drink Federation mengatakan kelangkaan CO₂ dapat mengganggu rantai suplai bahan pangan dari pertanian ke meja warga masyarakat.
British Poultry Council (BPC) memperingatkan sampai 60% pabrikan pengolah produk unggas akan terpukul dalam hitungan hari akibat kekurangan CO₂.
Pejabat-pejabat pemerintah sudah menggelar rapat dengan perwakilan dari industri pangan untuk membahas kelangkaan gas CO₂.*