Hidayatullah.com–Malaysia menangguhkan tiga proyek besar China bernilai miliaran dollar pada hari Kamis (05/07/2018), dilatarbelakangi peninjauan ulang terhadap proyek-proyek yang ditandatangani oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Menteri Keuangan Lim Guan Eng mengatakan dia telah memerintahkan penangguhan dua kesepakatan jalur pipa dan jaringan rel sepanjang 688 km yang jika dikombinasikan keduanya bernilai 90,4 miliar ringgit ($22,35 miliar).
Proyek jalur pipa telah diberikan pada Petroleum Pipeline Bureau China, sementara Perusahaan Konstruksi Komunikasi China berperan sebagai kontraktor utama untuk Jaringan Rel Pantai Timur.
Baca: Mahathir Tegaskan Malaysia Tidak Mau Berutang pada China
Lim mengatakan Perdana Menteri Mahathir Mohamad telah memerintahkan penangguhan itu untuk menarget hutang nasional dan kewajiban lain senilai $250 miliar.
“Keputusan itu semata-mata ditujukan pada kontraktor yang terkait dengan ketentuan yang disebutkan dalam kesepakatan, dan tidak pada negara tertentu,” kata Lim dikutip Aljazeera, Jumat (06/07/2018) dalam upaya untuk memperjelas bahwa bukan untuk menyingkirkan China.
Kesepakatan itu termasuk beberapa proyek China yang ditandatangani oleh Najib, yang digantikan oleh mantan mentornya Mahathir pada pemilu Mei lalu.
Pemerintah Malaysia sebelumnya yang berada di bawah kepemimpinan Najib memiliki hubungan hangat dengan China dan menyetujui serangkaian kesepakatan proyek yang didanai Beijing.
Namun kritik mengatakan banyak kesepakatan yang tidak transparan, meningkatkan kecurigaan mereka disetujui sebagai ganti bantuan untuk membayar hutang-hutang dari skandal keuangan 1MDB yang akhirnya menjatuhkan rezim Najib.
Mahathir, 92 tahun, telah berjanji untuk meninjau ulang kesepakatan China yang dianggap meragukan, menimbulkan pertanyaan terhadap status Malaysia sebagai salah satu parner paling kooperatif China dalam mendorong infrastruktur regionalnya.
Baca: Sri Lanka Negara Asia Pertama Masuk Perangkap Utang China
Pada Mei, dia menangguhkan rencana untuk membangun jaringan rel berkecepatan tinggi antara Singapura dan Malaysia, yang telah disetujui beberapa tahun sebelumnya, mengatakan proyek terlalu mahal.
Song Seng Wun, seorang ekonom regional dengan Perbankan Swasta CIMB, mengatakan penangguhan terbaru itu dapat membuat para investor mundur.
“Siapapun yang pernah beraktivitas dengan pemerintahan sebelumnya akan bersembunyi,” Wun mengatakan pada AFP.
“Mereka tidak akan memulai proyek baru apapun karena mereka mungkin tidak yakin bahwa proyek atau kontrak yang ada mungkin (tidak) sedang dikaji,” tambahnya.*/Nashirul Haq AR