Hidayatullah.com—Pemimpin Partai Rassemblement National (RN) Marine Le Pen mengecam hakim Prancis setelah mereka memerintahkan agar partainya tidak diberikan dana dari negara €2 juta.
Le Pen mengatakan keputusan itu akan mematikan RN, yang sebelumnya bernama Front National (FN).
“Dua hakim memutuskan, yang mana hal itu melanggar asas praduga tak bersalah, tanpa keputusan sidang apapun, membunuh partai oposisi terkemuka Prancis,” kata Le Pen lewat Twitter hari Senin (9/7/2018).
Berbicara kepada AFP, Le Pen mengatakan bahwa tanpa dana dari pemerintah itu partainya akan “mati akhir bulan Agustus.”
Pemblokiran dana parpol untuk RN diambil setelah Le Pen dan sejumlah rekan sesama partainya diperiksa dengan tuduhan menyalahgunakan dana Parlemen Eropa dari tahun 2009 sampai 2017.
Jaksa mengatakan dana sekitar €7 juta yang dimaksudkan untuk menggaji para asisten anggota Parlemen Eropa di Brussels justru dipakai membayar gaji staf RN di Prancis, termasuk untuk membayar ayah Le Pen yaitu politisi Jean-Marie Le Pen.
“Kami tidak dapat membayar staf, uang sewa, kewajiban-kewajiban finansial kami mulai sekitar 15 Juli,” kata Sebastian Chenu, politisi dan juga jubir RN, kepada Reuters perihal perintah hakim itu, yang kabarnya dibuat pada 28 Juni.
“Mereka merencanakan kematian kami,” imbuhnya seperti dilansir Euronews.
Jumlah uang yang diblokir itu hampir setengah dari €4,5 juta yang seharusnya diterima RN dari pemerintah Prancis sebagai dana subsidi untuk partai-partai politik –yang besarannya ditentukan berdasarkan performa mereka dalam pemilu.
Tahun lalu, Le Pen berada di peringkat kedua setelah Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Prancis, dan berhasil mendapatkan kursi di parlemen nasional, sehingga politisi anti-Islam itu mendapat hak imunitas sebagai anggota parlemen.*