Hidayatullah.com–Satu bukti baru mengungkapkan rencana rezim Syiah Iran akan meledakkan sekitar 100 bahan peledak yang ditanam di bagasi jamaah, sebelum mereka terbang ke Arab Saudi saat musim haji pada 1986, laporan sebuah wawancara stasiun televisi negara itu dengan tokoh Syiah, Mullah Ahmed Montazeri.
Para jamaah haji, sekitar 100 pria dan wanita lansia dari Iran, tidak menyadari bahwa tas mereka berisi bom. Namun, bahan peledak itu dapat terdeteksi otoritas Arab Saudi yang melakukan pemeriksaan, sebelum dikeluarkan dan tas itu diserahkan kembali kepada jemaah, tanpa dikenakan tindakan.
Mullah Ahmed mengungkapkan bahwa bahan peledak itu diletakkan Mehdi Hashemi, seorang radikal dan pemimpin senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), atas perintah pemimpin agung Syiah Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang ketika itu menjadi supervisor IRGC dan Ketua Dewan Tertinggi Urusan Revolusi negara itu pada tahun 1989.
Baca: Pengadilan Mesir Hukum Penjara Pemimpin Ikhwanul Muslimin Penjara Seumur Hidup
Dia mengatakan, almarhum Ayatollah Hussein Ali Montazeri, teolog Iran dan salah satu pemimpin Revolusi 1979, telah mengungkapkan rencana itu dalam sebuah surat kepada pemimpin tertinggi pertama, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Dia menulis, ‘Pengawal Revolusioner membuat kesalahan yang tidak dapat diterima selama haji dan menggunakan tas 100 calon jamaah haji Iran, termasuk pria dan perempuan tua, tanpa sepengetahuan mereka. Mereka kehilangan martabat Iran dan Revolusi Iran di mata Arab Saudi dan selama musim Haji.’
Kepala Institut Internasional untuk Studi Iran Mohammed Al Sulami mengatakan, bukti-bukti baru menunjukkan bahwa campur tangan regional Iran yang jahat kembali lebih dari 30 tahun.
“Penyelidikan Saudi pada waktu itu tidak diragukan lagi menunjukkan bahwa pemilik tas itu tidak tahu tentang tuduhan ledakan, jadi mereka diizinkan untuk melakukan haji tanpa pemeriksaan,” katanya dikutip Arab News.
Al-Sulami mengatakan praktek pada saat itu adalah para peziarah Iran menyerahkan koper mereka ke lembaga pemerintah, yang menyegel tas dan mengirimnya ke Makkah atau Madinah.
“Investigasi Arab Saudi ketika itu bagaimanapun, menunjukkan jemaah haji Iran tidak mengetahui ada bahan peledak di dalam tas mereka. Jadi, mereka diperbolehkan melakukan haji tanpa masalah, sedang pemerintah pula tidak ingin mengganggu musim haji, “katanya.*