Hidayatullah.com—Jumlah orang yang diketahui aktif di kelomprok-kelompok penentang legitimasi pemerintahan negara Jerman moderen semakin bertambah.
Dilansir DWI, hari Jumat (26/10/2018), Kementerian Dalam Negeri mengakui bahwa jumlah orang yang aktif dalam kelompok Reichbürger dan Selbstverwalter naik hampir dua kali lipat menjadi 19.000 dalam kurun dua tahun terakhir.
Kementerian mengakui 950 orang di antara mereka sudah dimasukkan dalam kategori ekstrimis sayap kanan.
Hal tersebut dipaparkan Kemendagri Jerman guna menjawab pertanyaan yang diajukan oleh politisi dari Partai Hijau di Bundestag (parlemen Jerman), tentang keanggotaan kelompok tersebut dan anggota-anggotanya yang paling radikal.
Reichbürger, dalam bahasa sederhananya, merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang tidak mengakui otoritas negara moderen Jerman sekarang ini. Pengikut kelompok itu bersikukuh menganggap peraturan perundangan yang berlaku pada era Kerajaan Jerman dan Nazi masih berlaku di masa sekarang ini. Oleh karena itu, banyak dari mereka menolak membayar pajak dan denda.
Dinas intelijen dalam negeri Jerman mengatakan pada tahun 2016 terdapat 10.000 anggota Reichbürger, dan tahun lalu anggotanya bertambah menjadi sekitar 16.500 orang. Pihak intelijen berkeyakinan kenaikan jumlah anggota kelompok itu diketahui berkat kerja keras mereka.
Awal bulan ini, investigasi yang dilakukan media Jerman mendapati bahwa sebanyak 600 anggota kelompok rasis itu masih memiliki pistol dan senapan serbu, meskipun pihak berwenang sudah bertindak keras menyita senjata api dari mereka.
Hasil investigasi oleh lembaga penyiaran NDR dan koran Süddeutsche Zeitung mendapati bahwa hanya sekitar setengah dari seluruh anggota yang diketahui identitasnya oleh aparat dicabut izin kepemilikan senjatanya. Banyak anggota Reichbürger yang masih memegang senjata api. Contohnya, 37 anggota Reichbürger di Brandenburg memiliki 150 senjata api, dan 18 orang anggota di Thuringia memiliki 79 senapan serbu.*