Hidayatullah.com—Ribuan orang pengguna transportasi umum “matatus” terpaksa jalan kaki setelah diberlakukannya larangan angkot memasuki kawasan pusat kota Nairobi.
Pekan lalu, pihak berwenang di ibukota Kenya mengumumkan bahwa angkot berupa minibus “matatus” harus menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal yang berada di luar Distrik Pusat Bisnis di Nairobi.
Pihak pemerintah kota mengatakan kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di bukota, di mana lebih dari 20.000 matatus beroperasi.
Namun, para pengkritik kebijakan itu mengatakan bahwa terminal di mana matatus harus berhenti tidak cukup besar untuk menampung angkot-angkot yang ada.
Reporter BBC di kota itu memotret suasana penuh sesak di pagi hari di terminal tersebut, lapor BBC Senin (3/12/2018).*