Hidayatullah.com—Saudara tiri pemimpin Korea Utara membawa botol-botol berisi antidot dari racun yang menewaskan dirinya ketika dia dibunuh.
Kim Jong-nam meninggal di bandara Kuala Lumpur bulan Februari lalu setelah racun perusak saraf VX dilumurkan ke wajahnya.
Media lokal mengatakan laporan toksikologi menunjukkan bahwa botol-botol yang dibawa oleh Kim dalam tas ranselnya ketika dibunuh berisi Atropine, antidot untuk menangkal racun perusak saraf termasuk VX.
Seorang dokter mengatakan kepada Pengadilan Tinggi Malaysia bahwa botol-botol berisi antidot itu diserahkan kepadanya oleh polisi untuk dites, lapor koran The Star Kamis (30/11/2017), seperti dikutip BBC.
Wanita Vietnam Doan Thi Huong, 29, dan wanita Indonesia Siti Aisyah, 25, dituduh meraupkan racun ke wajah Kim pada 13 Februari 2017 di bandara internasional Kuala Lumpur. Kedua perempuan itu menyatakan tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan. Mereka mengklaim ditipu agar mau ikut ambil bagian dalam sebuah acara lelucon TV. Jika dinyatakan bersalah, mereka terancam hukuman gantung.
Rekaman kamera pemantau di area keberangkatan bandara menunjukkan kedua perempuan itu mendekati Kim sebelum meraupkan sesuatu ke wajahnya.
Pyongyang membantah terlibat dalam pembunuhan adik tiri Kim Jong-um itu. Namun, di pengadilan pihak jaksa penuntut mengatakan bahwa 4 pria Korea Utara terlibat dalam kasus tersebut.
Kim Jong-nam bisa dibilang dikucilkan oleh keluarganya, setelah menolak menerima warisan kekuasaan dari ayahnya, Kim Jong-il, dan mengalihkannya ke adik tirinya Kim Jong-nam. Dia kemudian banyak menghabiskan waktunya di luar negeri, berkeliling antara Macau, China Daratan dan Singapura.
Dulu, Kim Jong-nam dikenal sebagai kritikus dinasti keluarganya yang menguasai Korea Utara. Sebuah buku terbitan 2012 mengutip perkataannya perihal keyakinannya bahwa Kim Jong-un tidak memiliki kemampuan untuk memimpin.*