Hidayatullah.com—Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke Maroko dengan tujuan mempromosikan Islam moderat dan menunjukkan solidaritas kepada para migran yang ingin pergi ke Eropa. Pada bulan Februari Paus Fransiskus mengunjungi Uni Emirat Arab, di mana dia menekankan perlunya dialog antaragama.
Dalam pidatonya yang ditujukan kepada rakyat Maroko setibanya di ibukota Rabat, hari Sabtu (30/3/2019), Paus Fransiskus mengatakan adalah “esensial untuk menentang fanatisme.”
Dalam kunjungan dua harinya ke negara Afrika Utara itu, Paus Fransiskus membela “kebebasan hati nurani” dan “kebebasan beragama” sebagai hal yang fundamental bagi martabat kemanusiaan, dan menyeru kepada umat beragama agar hidup “berdampingan sebagai saudara,” lansir DW.
Paus memuji Maroko yang berupaya mempromosikan Islam yang menolak ekstremisme, dengan merombak kebijakan-kebijakan relijiusnya menyusul peristiwa peledakan di Casablanca pada tahun 2003 yang menewaskan 43 orang.
Pemimpin Katolik Roma sedunia itu juga menegaskan sokongannya bagi para migran dan pengungsi asal Timur Tengah dan Afrika Utara yang meninggalkan negaranya yang dicabik-cabik perang guna mencari keselamatan di Eropa. Maroko merupakan salah satu negara batu loncatan bagi para migran Afrika yang ingin mencapai Eropa.
“Masalah migrasi tidak akan pernah dapat diselesaikan dengan meninggikan pagar pembatas, menimbulkan ketakutan kepada orang atau menolak memberikan bantuan kepada mereka yang berhak menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan dan keluarganya,” kata Paus Fransiskus dalam pidatonya saat seremoni penyambutan kedatangannya di Maroko. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa perdamaian sejati dapat diwujudkan dengan menciptakan keadilan sosial, mengoreksi ketimpangan ekonomi dan mengatasi ketegangan politik, yang sering kali menjadi penyebab utama masalah-masalah yang mengancam kehidupan manusia.”
Salah satu agenda Paus Fransiskus hari Sabtu adalah mengunjungi Mohammed VI Institute, sekolah di mana calon-calon imam dididik dengan pemahaman Islam “yang lebih lembut” (moderat).
Raja Mohammed VI mendukung upaya Paus Fransiskus untuk memperkuat keharmonisan antarumat beragama dan mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mewujudkannya adalah dengan memerangi radikalisme melalui pendidikan.
“Kesamaan yang dimiliki semua teroris adalah bukan agama, melainkan kejahilan akan agama,” tegas Raja Mohammed VI.
Paus Fransiskus mengapresiasi uapaya Raja Muhammad VI untuk mempromosikan Islam dalam bentuk yang moderat yang menghargai dialog antaragama dan menolak terorisme dengan menggunakan nama Tuhan.
Raja Maroko dan Paus Fransiskus merilis pernyataan bersama yang mengatakan bahwa Al-Quds (Yerusalem) harus menjadi “simbol koeksistensi damai” bagi umat Kristen, Yahudi dan Muslim.
Keduanya mengatakan bahwa Yerusalem merupakan “warisan bersama bagi kemanusiaan dan khususnya pemeluk tiga agama monoteis.”
“Karakter multi-agama yang khas dan dimensi spiritual serta identitas budaya yang istimewa dari Yerusalem… harus dilindungi dan digalakkan.”*