Hidayatullah.com–Seorang bekas anggota pasukan elit militer Gambia mengatakan bahwa mantan presiden Yahya Jammeh memerintahkan pembunuhan 2 warga negara Amerika Serikat pada tahun 2013. lapor kantor berita AFP seperti dilansir BBC Kamis (25/7/2019).
Mengakhiri sepekan kesaksian dramatis di depan Truth, Reconcialliation and Reparations Commission (TRRC), Amadou Badjie mengatakan bahwa Jammeh menginginkan kedua orang itu, Alhaji Ceesay dan Ebrima Jobe, agar dibunuh dan “dicincang”, imbuh AFP.
Saat ditanyai, Badjie, yang dulu merupakan anggota dari kelompok khusus yang dikenal sebagai Junglers, mengatakan kelompok itu adalah “hit squad” dari mantan presiden tersebut.
Jammeh menginginkan kedua pria Gambia berkewarganegaraan AS itu dibunuh karena dicurigai keduanya merencanakan kudeta.
“Kedua pria itu dicekik hingga tewas dan kepala mereka dipenggal. Kami menguburkan jasad mereka di dalam satu lubang,” kata Badjie.
Awal pekan ini, TRRC mendengarkan kesaksian yang mengatakan Jammeh memerintahkan pembunuhan seorang jurnalis ternama dan sekelompok migran.
Jammeh, yang sekarang mengasingkan diri di Guinea Ekuatorial, selalu membantah keterlibatannya dalam pembunuhan migran atau jurnalis itu.*