Hidayatullah.com–Khat, kaligrafi Melayu-Arab atau Jawi, merupakan salah satu bentuk karya seni dan tidak ada kaitannya dengan elemen agama apapun, kata Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail hari Senin (5/8/2019).
Dia mengatakan bahwa dirinya mengetahui kekhawatiran komunitas China ketika pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan seni penulisan kaligrafi khat dalam pelajaran Bahasa Melayu kepada murid sekolah kelas empat mulai tahun depan.
“Kita akan mendiskusikannya lebih jauh, tetapi yang jelas itu adalah sebuah bentuk seni,” ujarnya kepada para reporter ketika menanggapi isu keberatan pelajaran menulis Jawi di sekolah, lapor Bernama.
Sabtu lalu, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan bahwa pengenalan khat bagi siswa kelas empat pada mata pelajaran Bahasa Melayu boleh dilaksanakan, dan suara-suara keberatan hanya berasal dari segmen kecil masyarakat.
Wan Azizah mengatakan bahwa dia mencatat pernyataan perdana menteri itu, tetapi akan menemuinya segera untuk berdiskusi lebih mendalam soal masalah itu. Patut diketahui, salah satu pendukung partai Wan Azizah dan suaminya Anwar Ibrahim dalam koalisi Pakatan Harapan adalah komunitas China.
Sebelumnya berbagai media Malaysia melaporkan bahwa komunitas China dan Tamil di Malaysia keberatan dengan pembelajaran tulisan Jawi tersebut.
Kelompok yang tergabung dalam United Chinese School Committees’ Association of Malaysia dan United Chinese School Teachers’ Association of Malaysia membuat pernyataan yang berisi keinginan mereka akan adanya negosiasi lebih jauh sebelum pelajaran itu diberikan.
Pernyataan itu kabarnya dikeluarkan di daerah Kajang, bersama dengan sepuluh organisasi kependidikan China dan Tamil lain yang ada di Malaysia.
Hari Ahad (4/8/2019), Ketua Partai Aksi Demokrat Sarawak Chong Chieng Jen mengatakan akan mengusulkan kepada kabinet federal (kabinet pemerintah pusat Malaysia) agar pelajaran menulis Jawi dibuat opsional di sekolah-sekolah China yang ada di negara bagian itu, lansir Borneo Post.*