Hidayatullah.com–Lebih dari 120.000 ekor babi telah dibunuh di Bulgaria guna menekan kasus demam babi.
Strain Afrika dari virus penyebab demam pada babi sekarang ini menyebar ke peternakan-peternakan di kawasan Eropa Timur.
Di Rumania, 300 kasus baru dilaporkan pada bulan Juli. Pakar-pakar kesehatan hewan khawatir wabah itu berakibat buruk pada industri daging babi di benua itu.
Baik Rumania dan Bulgaria sudah mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran virus lebih jauh. Ratusan ribu babi sudah dibunuh.
Namun, sebagian peternak di bagian selatan Bulgaria menolak mengikuti langkah itu. Banyak yang tidak bersedia membantai ternaknya yang tidak terinfeksi virus.
Kedua negara itu termasuk yang termiskin di Uni Eropa. Pihak berwenang menghadapi tantangan cukup berat menyuruh petani agar mengikuti pedoman pencegahan demam babi Afrika.
Hampir 130.000 babi sudah dibunuh di enam peternakan di negara dekat Laut Hitam itu dalam kurun dua pekan terakhir, lansir Euronews Senin (5/8/2019). Pihak berwenang sejauh ini mendeteksi 30 insiden penyakit yang tidak dapat disembuhkan itu.
Meskipun fatal bagi babi, tetapi virus itu tidak mengancam kesehatan manusia.
Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov mengatakan pemerintah akan memberikan kompensasi kepada pemilik yang sukarela membunuh babi ternak mereka, sebab negara itu bertekad membasmi wabah penyakit demam babi yang sangat menular tersebut.
Tahun lalu virus itu menyebar di seluruh Asia dan beberapa kasus terdeteksi di Eropa lima tahun terakhir.
Virus dibawa oleh babi hutan (celeng) yang dapat berbaur dengan babi ternak. Dari sini virus berpotensi mengganggu industri daging babi domestik.
Yunani sudah memutuskan untuk melarang impor daging babi dari Bulgaria, dan memperketat pemeriksaan di perbatasan.
Produsen daging babi Rumania menuding pihak berwenang gagal mengambil tindakan preventif, menyebutnya sebagai isu “penyakit politik”.
Komisi Eropa sudah menetapkan Bulgaria, Polandia dan Lithuania sebagai daerah berisiko tinggi.
Sejauh ini, belum terlihat kasus demam babi Afrika di Eropa Barat.*