Hidayatullah.com–Meningkatnya permintaan China terhadap buah durian menimbulkan ancaman terhadap hutan hujan Malaysia yang semakin berkurang, kata seorang pakar konservasi.
Malaysia sudah kehilangan banyak hutan hujannya demi mendongkrak perdagangan kayu dan minyak kelapa sawit. Sekarang, permintaan China akan durian mendorong penggundulan hutan lebih jauh untuk dijadikan lahan perkebunan.
“Ada ancaman-ancaman yang bermunculan, seiring dengan permintaan besar dari China terhadap buah-buahan seperti durian,” kata Dzaeman Dzulkifli, direktur eksekutif Tropical Rainforest Conservation & Researh Centre (TRCRC) kepada Thomson Reuters Foundation hari Kamis (12/9/2019) seperti dilansir Free Malaysia Today. TRCRC adalah salah satu organisasi konservasi hutan terkemuka di Malaysia.
Dzulkifli mendesak agar pemerintah mencegah durian melalap hutan-hutan hujan Malaysia.
“Mungkin perlu ada semacam pedoman aturan,” kata Dzulkifli, ketika ditanya apakah perlu ada semacam legislasi pembabatan hutan untuk perkebunan durian.
Awalnya hanya ditanam di pekarangan-pekarangan dan lahan kecil milik keluarga di pedesaan Malaysia, sekarang durian menjadi pengisi pundi-pundi uang petani.
Pemerintah Malaysia berharap terjadi kenaikan 50% ekspor durian pada 2030, sebab negara itu ingin mengejar jirannya, Thailand, sebagai produsen durian terkemuka dunia.
Menurut Global Forest Watch, dunia kehilangan 12 juta hektar hutan tropis pada tahun 2018. Malaysia termasuk negara yang paling banyak kehilangan hutan hujan.
Selain sebagai salah satu produsen kayu terbesar dunia, Malaysia merupakan pemasok terbesar kedua minyak kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit Malaysia dan Indonesia yang banyak tersebar di Pulau Borneo (Kalimantan) mengundang banyak kecaman, disebabkan aktivitas pembabatan hutannya, pembakaran lahan hutan dan perlakuan buruk terhadap buruh demi kelapa sawit.
Dalam pembudidayaan durian berskala besar, Dzulkifli mendesak pemerintah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dan belajar dari kekeliruan yang dibuat dalam industri minyak kelapa sawit.
Daripada membabat hutan demi lahan durian, pemerintah diminta mendorong petani sawit mengganti tanaman tuanya dengan pohon durian atau menanamnya bersamaan. Tindakan semacam ini selain menyelamatkan hutan yang tersisa, juga bisa meredam fluktuasi harga kedua komoditi.
Durian dinyatakan terlarang di banyak tempat publik di Asia karena aromanya yang sangat tajam. Namun, di China buah eksotis itu amat digemari banyak orang.Beragam makanan dibuat dengan rasa durian, seperti pizza, mentega dan saus salad. Jaringan makanan cepat saji KFC bahkan menciptakan menu “gumpalan ayam durian meletup”.
Berdasarkan undang-undang di Malaysia, kewenangan pengelolaan hutan lebih banyak berada di tangan pemerintah negara bagian dan bukan pemerintah federal (pusat).*