Hidayatullah.com–Majelis Nasional Prancis menyetujui kebijakan untuk mengakhiri penggunaan plastik sekali pakai pada tahun 2040.
Larangan itu menarget penggunaan barang plastik seperti tempat makan dan botol. Para pejabat memuji kebijakan “konkret” itu, tetapi kritikus menilainya tidak cukup cepat.
Usulan larangan penggunaan plastik sekali pakai pertama kali diajukan ke Senat Prancis pada bulan September, tetapi ditolak setelah pemungutan suara kedua.
Pada Senin malam (9/12/2019), wakil-wakil rakyat di Majelis Nasional akhirnya tanpa ragu menetapkan akhir penggunaan plastik sekali pakai pada 2040.
Larangan ini dimasukkan dalam amandemen undang-undang antisampah Prancis dan menarget “semua kemasan makanan, botol dan apa saja yang ada dalam lemari kita yang berkaitan dengan konsumsi rumahtangga dan industri,” papar Laurence Maillart-Maignerie, anggota legislatif dari partainya Presiden Emmannuel Macron, yang mengusulkan larangan tersebut.
Amandemen undang-undang antisampah itu menetapkan target lima tahunan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sampai larangan definitif pada tahun 2040.
Brune Poirson, menteri urusan ekologi dan transisi inclusif, hari Senin (9/12/2019) mengatakan bahwa keputusan Majelis Nasional itu merupakan “pesan kuat” untuk industri dan mitra-mitra Prancis di Eropa.
“Pada jangka panjang, masa depan plastik bukan lagi untuk penggunaan sekali pakai,” kata Poirson kepada AFP.
Akan tetapi, para kritikus menyayangkan larangan itu hanya baru efektif berlaku 20 tahun lagi, yaitu pada 2040. Sementara pada bulan Maret, Parlemen Eropa memutuskan larangan penggunaan plastik sekali pakai akan diberlakukan pada 2021.
Hari Selasa (10/12/2019),
World Wildlife Fund (WWF) mendesak pemerintah Prancis agar bertindak sekarang juga.
“Kita tidak dapat menunggu sampai 2040 untuk melarang kantong plastik, botol atau plastik sekali pakai lain di lingkungan kantor dan acara-acara pemerintah,” kata WWF dalam rilis persnya seperti dikutip RFI.
Anggota parlemen dari Partai Hijau David Cormand mengaku menyesali target 2040 itu, dengan mengatakan bahwa dengan kebijakan itu pemerintah seolah ingin mengirimkan pesan mempersilahkan sektor industri membuat barang plastik sebanyaknya untuk satu generasi.
Target 2040 itu juga membuat sebagian kalangan jurnalis geram.
Hugo Clement lewat Twitter menuli, “250 kilo plastik berakhir di laut …setiap detik.”
Sementara presenter kanal TV France 2 Julian Bugier mengingatkan bahwa setiap tahun 80 ton sampah plastik mencemari lingkungan di Prancis.*