Hidayatullah.com–Di sebuah peternakan di pedalaman China bagian selatan hidup seekor babi yang bobotnya setara dengan satu ekor beruang kutub.
Babi seberat 500kg itu merupakan salah satu hewan ternak yang sengaja dipelihara untuk menjadi babi raksasa. Di rumah jagal, sejumlah babi gendut bisa laku dijual lebih dari 10.000 yuan, tiga kali lebih tinggi dari rata-rata gaji bersih yang diterima pekerja di Nanning, ibu kota Provinsi Guangxi di mana Pang Cong, peternak pemilik babi raksasa itu tinggal.
Sementara babi-babi Pang mencerminkan ekstrimnya upaya petani China untuk mengatasi krisis daging babi, ide bahwa besar itu lebih baik sudah merebak di seantero China, negeri di mana penduduknya paling rakus makan daging di dunia.
Tingginya harga daging babi di Provinsi Jilin mendorong para petani membesarkan babi ternaknya hingga 175 sampai 200 kilogram, lebih tinggi dari rata-rata berat seekor babi ternak 125kg.
“Mereka ingin membesarkan babi sebesar mungkin,” kata Zhao Hailin, seorang petani babi di Jilin.
Tren tersebut tidak sebatas di peternakan skala kecil. Produsen-produsen daging besar di China, seperti Wens Foodstuffs Group Co, Cofco Meat Holdings Ltd dan Beijing Dabeinong Technology Group Co, mengatakan berusaha menaikkan rata-rata bobot babi mereka. Peternak-peternak besar fokus mendongkrak berat badan babi hingga 14%, kata Lin Guofa seorang analis senior di perusahaan konsultan Bric Agriculture Group, seperti dilansir Bloomberg Senin (7/10/2019). Rata-rata timbangan babi naik menjadi 140kg, bandingkan dengan rata-rata normal 110kg, kata Lin. Penambahan bobot itu menaikkan laba lebih dari 30%, imbuhnya.
Wakil Menteri Utama China Hu Chunhua memperingatkan bahwa suplai daging akan mengalami kekurangan parah pada 2020. Tahun ini saja China kekurangan pasokan daging babi 10 juta ton, melebihi ketersediaan di pasar global. Artinya, China harus dapat meningkatkan produksi domestiknya sendiri.
Saat berkunjung ke peternakan-peternakan besar di provinsi-provinsi Shandong, Hebei dan Henan, Hu mendesak agar pemerintah setempat memulihkan produksi babi sesegera mungkin, dengan target kembali normal tahun depan.
Akan tetapi, masih banyak petani ternak yang khawatir dengan kembalinya wabah flu babi Afrika yang merebak belum lama ini. Selain itu, babi anakan juga harganya melonjak, sehingga sulit bagi peternak untuk menambah hewan peliharaan mereka. Jalan satu-satunya yang relatif lebih mudah dilakukan adalah dengan menggemukkan babi-babi yang sudah ada hingga sebesar beruang kutub.*