Hidayatullah.com–Raja Swedia telah menyisihkan lima cucunya dari istana kerajaan.
Keputusan Raja Carl XVI Gustaf itu artinya anak-anak tersebut tidak lagi memiliki gelar “yang mulia” dan tidak diharuskan melaksanakan tugas-tugas resmi kerajaan.
Meskipun demikian mereka masih merupakan anggota keluarga kerajaan dan memiliki gelar kebangsawanannya masing-masing.
Perubahan itu tidak berdampak pada dua cucu raja –Putri Estelle dan Pangeran Oscar– yang berada di garis pewaris tahta langsung, yaitu anak dari Putri Mahkota Victoria dan suaminya Pangeran Daniel.
Keputusan itu, menurut pengumuman yang dirilis Istana Kerajaan Swedia, mengenai dua putra dari Pangeran Carl Philip dan Tiga anak dari Putri Madeleine, lansir BBC Senin (7/10/2019).
Disamping membebaskan anak-anak tersebut –berusia antara satu dan lima tahun– dari tugas resmi kerjaaan, keputusan Raja Carl Gustaf tersebut juga mencoret nama mereka dari daftar penerima appanage, tunjangan tahunan dari negara yang diambil dari pajak rakyat untuk diberikan kepada anggota keluarga kerajaan, atau singkatnya gaji buta yang diambil dari uang rakyat.
Pakar isu-isu kerajaan Roger Lundgren mengatakan bahwa keputusan itu diambil menyusul sorotan tajam beberapa waktu belakangan terhadap penambahan jumlah bangsawan anggota keluarga kerajaan.
“Parlemen beberapa tahun lalu mengumumkan akan mereview sejumlah aturan menyangkut prinsip-prinsip kerajaan termasuk besaran keluarga kerajaan,” kata Lundgren.
Sepertinya, Raja Carl Gustaf lebih dulu bertindak dengan membuat keputusan itu yang dibandingkannya dengan keinginan Pangeran Wales (Pangeran Charles putra mahkota Kerajaan Inggris) untuk merampingkan “keluarga kerajaan”. Raja Swedia juga menyamakan posisi kelima cucunya itu dengan putri Beatrice dan Eugenie (cucu Ratu Elizabeth II dari anak ketiganya Pangeran Andrew) yang mengejar karir sendiri di luar kerajaan.
Sejarawan Swedia Dick Harrison mengatakan bahwa keputusan itu sepertinya diambil untuk menyesuaikan dengan zaman, yang mana sekarang Keluarga Kerajaan sudah membengkak dibanding 100 tahun silam. Selain itu, kata Harrison, sekarang banyak orang berpikir untuk apa membayar begitu banyak bangsawan untuk melakukan tugas kerajaan atau membayar mereka untuk bersiap melakukan tugas resmi.
“Dicoret dari istana kerajaan juga artinya akan memungkinkan anaka-anak belia itu ‘menjalani kehidupan normal’,” kata Harrison.
“Mereka tidak perlu dikurung (dipagari). Mereka dijadikan seperti orang kebanyakan tetapi mereka masih anggota klub kerajaan,” imbuhnya kepada BBC.
Anak-anak itu, kata Harrison, masih bergelar putri dan pangeran dan secara teori masih berhak untuk mewarisi tahta dan masih akan tampil dalam acara-acara sosial, seperti layaknya bangsawan kerajaan.
Selain isu besaran keluarga kerajaan, hal yang disoroti banyak orang adalah kontroversi pendanaan atau anggaran bagi anggota keluarga kerajaan. Saat ini masalah pendanaan belum menyinggung soal anak-anak. Sepertinya, langkah yang diambil Raja Gustaf itu akan menghindarkan masalah tersebut didiskusikan.
Keputusan yang diumumkan hari Senin itu menegaskan bahwa orangtua kelima anak itu tidak terpengaruh dengan keputusan tersebut, dan mereka masih menjalankan tugas dan aktivitasnya seperti biasa.
Hanya saja ditegaskan bahwa Raja Carl XVI Gustaf dan istrinya Ratu Silvia, serta Putri Mahkota Victoria dan suaminya Pangeran Daniel yang merupakan “perwakilan tertinggi dari Kerajaan Swedia”, bukan selain mereka.
Beberapa tahun terakhir keluarga Kerajaan Swedia membuat kehebohan yang mengundang rasa malu. Mulai dari terungkapnya hubungan-hubungan di luar nikah dan perselingkuhan Raja Carl Gustaf dengan sejumlah wanita, Putri Victoria yang memilih menikahi pelatih kebugarannya, Putri Madeleine –konon dulu calon istri Pangeran William cucu Ratu Elizabeth II– yang membatalkan pertunangannya lalu kabur ke pelukan lelaki lain di New York, sampai Pangeran Carl Philip yang menikahi wanita biasa yang berprofesi sebagai model seksi dan bugil. Serta banyak kasus lainnya. Semuanya itu menimbulkan pertanyaan di kalangan rakyat, pantaskah mereka menyandang posisi terhormat sebagai anggota keluarga kerajaan dan perlukah monarki dipertahankan di Swedia.Mereka mendapat uang tunjangan dari pajak rakyat tetapi tidak memberikan kontribusi nyata bagi negara melainkan kehebohan dan skandal.*