Hidayatullah.com-Perdana Menteri India Narendra Modi di Riyadh pada hari Selasa bertemu Putera Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) untuk meneken perjanjian kerjasama, yang disebutnya sebagai ‘kemitraan strategis’, kutip Saudi Press Agency (SPA).
Kemitraan menyangkut puluhan perjanjian di beberapa sektor utama; termasuk minyak dan gas, pertahanan dan penerbangan sipil.
PM India Narendra Modi, yang melakukan berkunjungan selama dua hari ke Teluk guna menghadiri Future Investment Initiative, secara khusus mengadakan pembicaraan dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Mahkota Mohammad bin Salman.
Kedua belah pihak menandatangani perjanjian untuk membentuk Dewan Kemitraan Strategis India-Arab Saudi untuk mengoordinasikan keputusan mengenai isu-isu penting yang strategis.
“Dari hubungan murni pembeli-penjual, kami sekarang bergerak menuju kemitraan strategis yang lebih dekat yang akan mencakup investasi Saudi dalam proyek-proyek hilir minyak dan gas,” kata Modi dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Arab News, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.
Dalam pertemuan itu, India menandatangani kesepakatan energi dengan Arab Saudi termasuk rencananya untuk berpartisipasi dalam cadangan minyak strategis India.
Saudi Aramco – bersama dengan Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi, dari Uni Emirat Arab – telah menandatangani kesepakatan awal dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah India untuk kepemilikan 50 persen dalam rencana mega kilang 1,2 juta barel per hari (bph) yang direncanakan di pantai barat India .
Pemerintah India juga berencana untuk menjual seluruh kepemilikan saham sebesar 53,29 persen di kilang milik pemerintah Bharat Petroleum Corp, dengan harga sekitar $ 10 miliar.
Saudi Aramco juga mengincar 20 persen saham di bisnis petrokimia dan penyulingan Reliance Industries Limited dalam kesepakatan bernilai miliaran dolar,kutip Reuters.
Dewan akan dipimpin oleh Perdana Menteri Modi dan Putra Mahkota Mohammed dan bertemu setiap dua tahun, kutip NDTV.
Perjanjian ini diteken, saat umat Islam India terus menghadapi gelombang kekerasan kaum Hindu, dan pencaplokan wiyalah mayoritas Muslim di Kashmir serta usaha ‘perampasan’ warisan sejara umat Islam, Masjid Babri oleh ektremis dan kelompok radikal Hindu.
Banyak kaum Muslim menjadi korban serangan atau pengeroyokkan Hindu garis keras akhir-akhir ini. Kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat tajam di India sejak Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) berkuasa tahun 2014. Di antaranya banyak umat Islam menjadi korban dengan tuduhan menyembelih sapi, hewa yang dianggap suci dalam agama Hindu.*