Hidayatullah.com– Kementerian Luar Negeri RI mengaku belum mendapatkan info pasti mengenai jumlah istri atau anak dari WNI yang terpapar ISIS di perbatasan Suriah maupun Irak.
Hal ini, kata Plt Jubir Kemlu Teuku Faizasyah, disebabkan karena proses verifikasi harus dilakukan.
“Selama ini kita bekerja sama dengan pihak ketiga (NGO dan non-NGO) yang memiliki akses dan itu belum bisa dikonfirmasi,” ujarnya dalam keterangannya diterima hidayatullah.com, Rabu (30/10/2019).
Menurutnya, perlu ada upaya tersendiri di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk bisa memastikan status nasional mereka.
Karena, katanya, mereka yang meninggalkan negara dengan tidak melapor kepada perwakilan Indonesia tidak dapat terdeteksi.
“Jumlah pastinya kita tidak tahu,” ujarnya.
Menurutnya, harus dipahami, bahwa perbatasan Suriah maupun Irak merupakan wilayah konflik. Walaupun konflik sudah mereda, tetapi untuk masuk ke sana masih susah.
“Apalagi konflik terakhir terkait masuknya negara tetangga atau Suriah. Pergerakan menjadi sangat sulit, jadi adanya eskalasi yang terjadi. Kita selama ini berinteraksi dengan pemerintah yang sah. Pemerintah yang sah berkedudukan di Damaskus. Mereka juga tidak memiliki akses yang mudah di wilayah konflik.
Jadi dari sisi formalnya kita berkomunikasi terus dengan pemerintah yang berdaulat. Proses-proses lain tidaklah mudah,” pungkasnya.*