Hidayatullah.com—Aktivis-aktivis lingkungan hidup di Prancis hari Jumat (29/11/2019) memblokir gudang raksasa ritel online Amazon di dekat Paris dalam aksi protes menentang Black Friday, pesta belanja menjelang perayaan Natal.
Puluhan aktivis dari Attac dan Greenpeace berkumpul di markas Amazon di Clichy dekat Paris hari Jumat pagi, menyuarakan protes perihal kerusakan lingkungan yang mereka katakan disebabkan konsumerisme besar-besaran selama pesta belanja Black Friday.
“Amazon menghasilnya gas rumah kaca sama banyaknya dengan satu negara,” kata Jean-Francois Julliard, pimpinan Greenpeace Prancis, seperti dikutip Radio France Internationale.
Sementara itu di berbagai daerah di seluruh penjuru Prancis, kelompok-kelompok lokal merencanakan pemblokiran jalan dan menyebarkan selebaran di toko-toko dan memberikannya kepada orang-orang yang berbelanja.
Kelompok You for Climate and Extinction Rebellion mengorganisir aksi pendudukan dan pemblokiran “kuil-kuil konsumerisme” di sekitar 30 kota.
Hari Kamis (28/11/2019), aktivis-aktivis dari COP21 Non-Violent Action dan Freinds of the Earth memblokir jalan menuju depot Amazon di Bretigny-sur-Orge, menebarkan jerami, kulkas bekas dan microvawe bekas di tengah jalan. Mereka membentangkan spanduk di pintu gerbang berisi seruan agar Amazon tidak terus melebarkan bisnisnya dan menghentikan over-production.
Para aktivis itu kemudian diciduk polisi.
Black Friday –masa di mana toko-toko dan toko online memberikan diskon besar menjelang perayaan Natal– merupakan tradisi pesta belanja di Amerika Serikat yang diperkenalkan di Prancis pada tahun 2013.
Meskipun tidak ada hubungan dengan hari raya Thanksgiving seperti di negeri asalnya Amerika Serikat, pesta belanja itu semakin populer di Prancis dan kerap diperpanjang selama beberapa hari.
Elisabeth Borne, menteri transisi lingkungan hidup Prancis, hari Kamis di radio Europe 1 mengkritik Black Friday kerena menimbulkan “kemacetan lalu lintas, polusi dan emisi gas.”
Politisi wanita itu menambahkan bahwa dirinya akan mendukung Black Friday apabila sanggup membantu usaha-usaha kecil di Prancis, tetapi sayangnya tradisi belanja gila-gilaan itu hanya menguntungkan peritel-peritel besar online.
Perusahaan sepatu Prancis Faguo awal November mengumumkan bahwa pihaknya telah mendaftar sedikitnya 600 toko dan merk Prancis yang akan menggelar boikot Black Friday, melalui gerakan “Make Friday Green Again”.
Daripada ikut-ikutan pesta belanja, aksi itu mendorong orang agar membuka kembali lemari mereka, menjual atau mendaur ulang barang-barang yang tidak lagi mereka inginkan, melihat apa kebutuhan mereka sebenarnya dan tidak berlebihan membeli barang.*