Hidayatullah.com-Kelompok milisi Unit Mobilisasi Populer (PMU) dukungan Iran telah menunjuk Abu Fadak al-Mohammadawi sebagai pemimpin barunya, menggantikan Abu Mahdi al-Muhandis yang terbunuh di Iran bersama dengan komandan Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani pada bulan lalu lapor Al Arabiya pada Februari 2020.
Beberapa politisi dan aktivis Iraq mengkonfirmasi penunjukan itu pada Jumat setelah PMU mengadakan rapat dewan baru-baru ini.
TV milik pemerintah Iran mengutip Abu Ali al-Bassari, pejabat PMU, yang mengatakan bahwa komandan utama angkatan bersenjata Irak “akan menandatangani dekrit Abu Fadak dalam beberapa hari ke depan.”
Pemimpin baru PMU ini, yang nama aslinya Abdulaziz al-Mohammadawi, telah dikenal dengan julukan “al-Khal” atau paman dalam bahasa Indonesia.
Al-Mohammadawi dianggap sebagai teman dekat Soleimani. Sebuah foto lama Soleimani mencium keningnya mulai kembali muncul di media sosial pada Jumat di tengah laporan tentang penunjukkannya sebagai calon pemimpin PMU.
Sebelumnya dia telah bekerja dengan Organisasi Badr pada tahun 1983. Kelompok ini dianggap sebagai entitas teroris oleh Amerika Serikat dan dipimpin oleh Hadi al-Amiri.
Al-Mohammadawi ikut serta dalam perang Iran melawan Iraq dan dituduh membunuh dan menyiksa para tahanan Iraq.
Dia baru-baru ini menjabat sebagai sekretaris jenderal Kata’ib Hizbullah, sebuah faksi garis keras Syiah pro-Iran di milisi PMU Iraq. Dia bergabung dengan Kata’ib Hizbullah tidak lama setelah pembentukannya pada tahun 2003.
Menurut sumber Al Arabiya, al-Mohammadawi sempat meninggalkan Kata’ib Hizbullah karena ketidaksepakatan internal kelompok itu mengenai masalah pembayaran tebusan jutaan dolar selama penculikan terhadap pemburu Qatar oleh mereka pada tahun 2015. Dia kemudian kembali ke kelompok tersebut di bawah perintah langsung dari Soleimani setelah pecahnya demonstrasi massal pada akhir Oktober.
Calon pemimpin baru PMU itu juga mengambil bagian dalam pertempuran kelompok tersebut melawan ISIS di Iraq, terutama di Fallujah, Qa’im dan Tal Afar.
Karena julukan “paman” al-Mohammadawi dikaitkan dengan serangan terhadap Kedutaan AS di Baghdad pada akhir Desember ketika tulisan “paman lewat di sini” ditemukan tertulis di tembok kedutaan.
Para aktivis Iraq berpendapat al-Mohammadawi bertanggungjawab atas pembantaian demonstran baru-baru ini di Jembatan Sinak dan Lapangan al-Khilani.*