Hidayatullah.com–Pemerintahan Arab Saudi dilaporkan bediam diri dan tak berkutik terhadap teror tentara AS di Iraq, meski korban pembantaian negara penjajah itu telah mencapai 600 orang, lapor AFP.
Dalam sebuah pernyataan, Sekjen Liga Arab Amr Musa mendesak agar bangsa-bangsa bersatu campur tangan dan menghentikan keadaan yang bertambah buruk di Iraq.
Musa juga mengatakan, “orang Arab tidak harus berdiam diri dalam keadaan yang tidak boleh diterima seperti ini.”
Seketaris Jenderal Lembaga Kerjasama Negara Teluk (CCG), Abdulrahman al-Attiya minggu lalu meminta semua pihak ikut terlibat menghentikan tindakan ganas tentara AS dan meminta rakyat Iraq meletakkan kepentingan kebangsaan di atas segala-galanya.
Libya yang mengisytiharkan Sabtu lalu sebagai hari berkabung terhadap kebiadaban AS di Iraq bahkan tidak berani mengkritik operasi tentera AS di negara itu.
Hingga kini, tak ada satu negara Arab pun yang berani mengeluarkan pernyataan keras terhadap kekejaman pasukan penjajah AS. Jum’at kemarin, sekutu utama AS, Rusia sempat mendesak tentera penjajah AS supaya jangan bertindak di luar batas dan menghentikan serangan.
Beberapa pakar politik mengatakan, pemerintahan negara-negara Arab tidak berani bersuara karena takut kepada Washington.
“Pemerintahan Arab ingin hubungan baik dengan AS,” kata Mustafa Kamil al-Said, dosen fakultas ekonomi dan sains politik Universiti Kaherah pada AFP.
“Banyak pemerintah negara Arab sangat bergantung kepada AS untuk bantuan kuangan, dan yang lain ingin hubungan buruk mereka dengan Washington semakin bertambah baik,” katanya.
Anggota Lembaga Kajian Strategis al-Ahram, Wahid Abdul Megid, tidak setuju bahwa negara Arab takut kepada AS Syarikat. Sebaliknya, beliau mengatakan, banyak negara Arab. Wahid bahkan menyalahkan Iran yang dianggap telah menghasut Muqtadar al-Sadr supaya merampas beberapa kota di selatan Iraq daripada tentera Bulgaria, El Salvador, Spanyol dan Ukraina.
Indonesia, meski dikenal paling besar jumlah penduduk Islam di dunia dan dihormati negara-negara Islam karena memiliki solidaritas tinggi, hingga kini, tak menyiratkan tanda-tanda kecaman atas kebiadaban AS dan tentaranya.
Hingga hari ini, dikabarkan telah 600 lebih rakyat sipil Iraq meninggal dunia akibat keganasan tentara AS di Iraq. (Afp/cha)