Hidayatullah.com–Presiden Filipina, Benigno Aquino, menyambut baik kesepakatan pembagian kekuasaan dengan kelompok gerilyawan di kawasan Filipina selatan.
Berdasarkan kesepakatan dengan Barisan Pembebasan Islam Moro (MILF), maka wilayah otonomi itu akan memiliki pemerintahan yang dipilih rakyat.
Pemerintah terpilih kelak memiliki kekuasaan eksekutif untuk perdagangan dan investasi, namun pemerintah pusat di Manila tetap memegang kebijakan pertahanan, keuangan, dan luar negeri.
MILF melancarkan pemberontakan sejak tahun 1907-an dengan korban jiwa akibat konflik tersebut diperkirakan mencapai 150.000 orang.
Selain MILF, masih ada sejumlah kelompok-kelompok bersenjata kecil lainnya yang beroperasi di Filipina selatan.
Walau menyambut baik kesepakatan yang dicapai di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Ahad 8 Desember, Presiden Aquino memperingatkan peliknya perundingan lanjutan.
Salah satu masalah yang masih harus dirundingkan adalah sekitar 12.000 pejuang MILF yang harus meletakkan senjata.
“Ini tidak akan menjadi sederhana karena kita harus memperlihatkan kepercayaan penuh antara satu sama lain,” tutur Aquino dikutip BBC.
Bagaimanapun Aquino menegaskan kesepakatan Ahad jelas akan mempercepat proses perdamaian, yang merupakan salah satu prioritasnya dalam periode enam tahun masa jabatannya.*