Hidayatullah.com—Pemerintah kota Wuhan berencana melakukan tes Covid-19 atas semua 11 juta penduduknya, lapor media pemerintah.
Rencana itu dimunculkan setelah Wuhan, kota di mana virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pertama kali diidentifikasi, membukukan 6 kasus infeksi baru setelah lockdown dicabut bulan lalu. Sebelum ini Wuhan tidak mencatat ada kasus baru sejak 3 April.
Wuhan, yang memberlakukan lockdown ketat selama 11 pekan, mulai dibuka kembali pada 8 April. Sekolah-sekolah kembali beraktivitas, roda bisnis perlahan berputar kembali dan transportasi publik sibuk mengantarkan warganya ke berbagai tempat.
Menurut laporan The Paper, mengutip berbagai dokumen internal yang disebar meluas, setiap wilayah distrik di Wuhan harus menyodorkan rencana 10 hari tes Covid-19 pada hari Selasa siang, lansir BBC(12/5/2020).
Setiap distrik diharuskan membuat rencananya sendiri berdasarkan jumlah populasi penduduknya dan apakah saat ini ada wabah aktif di daerahnya atau tidak.
Dokumen itu, yang menyebut rencana itu sebagai “pertempuran 10 hari”, juga mengatakan bahwa manula dan komunitas yang padat penduduknya harus diprioritaskan untuk dilakukan tes.
Akan tetapi, sejumlah pejabat senior bidang kesehatan yang dikutip koran Global Times mengindikasikan bahwa tes untuk seluruh penduduk kota itu sepertinya sulit untuk diwujudkan dan akan membutuhkan biaya yang sangat banyak.
Peng Zhiyong, direktur unit perawatan intensif di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, berpendapat daripada melakukan tes yang kemungkinan sulit dilakukan lebih baik melakukan tes terhadap para pekerja medis, orang-orang yang rentan dan mereka yang kontak dekat dengan kasus-kasus infeksi coronavirus.
Sementara itu,seorang direktur Universitas Wuhan lain mengatakan bahwa sekitar 3-5 juta warga Wuhan sudah dites dan pemerintah setempat “mampu” untuk melakukan tes atas 6-8 juta sisa penduduknya dalam waktu 10 hari.
Di media sosial terpopuler di China, Weibo, orang mulai bertanya-tanya apakah tes dalam jumlah yang sangat besar itu dapat dilakukan hanya dalam hitungan hari.
“Tidak mungkin melakukan tes terhadap begitu banyak orang,” kata salah satu warganet, yang juga mempertanyakan biaya yang diperlukan untuk program itu.
Seorang warganet lain mengatakan tes seperti itu seharusnya dilakukan sebelum Wuhan membuka kembali pintunya.*