Hidayatullah.com– Jaksa penuntut anti-teror Milan hari Selasa (12/5/2020) membuka penyelidikan terhadap ancaman yang dilancarkan terhadap Silvia Romano, seorang relawan kemanusiaan Italia yang diculik di Kenya pada November 2018 dan dibebaskan di Somalia pada hari Sabtu oleh kelompok bersenjata setelah ia pindah agama Islam.
Romano menjadi seorang Muslim selama penahanannya oleh kelompok Al-Shabaab dan mengganti namanya menjadi Aisyah. Namun setelah dia kembali ke Italia, Silvia atau Aisyah telah menjadi sasaran kebencian di media sosial, karena dinilai gagala berbicara buruk tentang Al-Shabaab, serta kebiasan barunya memakai jilbab.
Pada hari Selasa, seorang anggota dewan kota ‘Venetist’ di Asolo dekat Treviso, Nico Basso, mengunggah sebuah foto bertuliskan “Gantung”, sebuah tulisan yang kemudian telah dihapusnya. Unggahan itu disertai dengan pernyataan ofensif dan vulgar lainnya terhadap Romano.
Tanpa Paksaan
Silvia Constanza Romano, seorang warga Italia relawan organisasi bantuan sosial “Africa Milele”, mengatakan bahwa dirinya memeluk agama Islam atas kemauan dia sendiri dan tidak dengan paksaan. Relawan bantuan sosial berusia 25 tahun yang telah diselamatkan oleh intelijen Turki itu diculik dari kota pesisir Chakama di Kenya pada November 2018.
Dia pada Ahad, dia diselamatkan atas upaya bersama oleh badan intelijen Turki, Somalia dan Italia.
“Mereka [para penculik] meyakinkan saya bahwa saya tidak akan dibunuh, dan memang begitu,” kata Romano kepada kantor berita Italia ANSA.
Romano, yang pulang ke Milan hari Senin setelah mengatakan dia diperlakukan “dengan hormat” selama penahanannya. Silvia mengatakan dirinya ingin membaca Al-Quran pada akhir-akhir masa penahanannya dan dia memeluk Islam secara spontan dan tanpa paksaan.
“Itu spontan dan tidak dipaksakan. Dalam bulan-bulan terakhir ini saya diberi Al-Quran dan saya juga berterima kasih kepada para penculik saya, saya juga belajar bahasa Arab,” kata dia dikutip Anadolu.
“Mereka menjelaskan hakikat dan budaya mereka kepada saya. Tidak ada pernikahan atau hubungan dalam proses pengenalan Islam, hanya ada rasa hormat,” tutur dia.
Wakil menteri luar negeri Italia mengapresiasi kerja sama Turki selama operasi penyelamatan warganya.
“Ada kerja sama dengan Dinas Intelijen Turki untuk menemukannya dan mengambil tindakan pada waktu yang tepat,” ujar Marina Sereni Wamenlu Italia kepada saluran TV LA7.
Pemerintah Italia tidak membenarkan atau membantah bahwa tebusan telah dibayarkan untuknya kepada Al-Shabaab.*