Hidayatullah.com – Putra tertua Perdana Menteri (PM) Israel, Yair Netanyahu (29) kembali berulah. Dalam sebuah pernyataan di twitter ia menyatakan agar semua kelompok minoritas diusir dari Tel Aviv. Yair Netanyahu dikutip Yerusalem Post membuat komentar saat merespons aksi warga Palestina yang menggelar aksi protes di Yafa, setelah aksi protes selama akhir pekan terkait rencana ‘Israel’ untuk membangun pusat tunawisma di tempat yang sebelumnya adalah Pemakaman Islam Al-Isaaf.
Para demonstran berkumpul di lokasi pemakaman yang terletak di utara kota Yafa, dalam upaya untuk menghentikan pembongkaran. Polisi yang didatangkan oleh Dewan Kota untuk mengawal proses pembongkaran, menembakkan gas air mata dan menggunakan bom suara untuk membubarkan massa.
“Kerusuhan membuktikan bahwa tidak ada peluang untuk hidup berdampingan di Tel Aviv-Jaffa, dan semua minoritas harus meninggalkan kota,” kicau Yair di twitter.
Anggota Parlemen ‘Israel’, Ofer Cassif mengecam pernyataan keterlaluan Yair itu, dan juga menimpakan kesalahan kepada sang perdana menteri. “Apel busuk jatuh tidak jauh dari pohonnya,” kata Cassif. “Si rasis kecil belajar kebencian dan ketidaktahuan dari rumah ayah mereka. Tidak ada kesempatan untuk hidup berdampingan dengan pembenci seperti mereka, dan mereka harus meninggalkan ‘Israel’.”
Ini bukan pertama kalinya Yair Netanyahu, 28, yang tinggal bersama orang tuanya di kediaman resmi Perdana Menteri, membuat pernyataan kontroversial secara online. Awal tahun ini, ia menyerukan kembalinya Eropa yang “bebas, demokratis, dan Kristen”, dengan kata-kata kasar di online. Sementara tahun lalu juga, ia dikritik setelah menerbitkan beberapa tweet yang menyangkal keberadaan Palestina karena menurutnya tidak ada huruf “P” dalam bahasa Arab.
Tahun 2018, ia dilarang oleh Facebook setelah membuat pernyataan genosida anti-Muslim, dan pada September tahun lalu ia menuduh mantan utusan AS untuk ‘Israel’ ingin menghancurkan “Negara Yahudi”. Tiga bulan kemudian dia menyerukan agar semua diplomat Inggris diusir dari ‘Israel’ karena menyebut Palestina sebagai pendudukan, dan hanya dua minggu lalu dia menyatakan harapan bagi semua pemilih sayap kiri tua di ‘Israel’ untuk dibunuh oleh pandemi virus corona.
Di tahun yang sama, ia pernah mengatakan ‘Israel’ tidak akan melihat perdamaian hingga semua Muslim pergi. Yair Netanyahu mengatakan ‘Israel’ tidak akan melihat perdamaian sampai baik semua Muslim atau semua cuti – menambahkan bahwa ia akan lebih suka jika semua Muslim pergi.
“Tidak akan ada perdamaian di sini sampai: 1. Semua orang Yahudi meninggalkan tanah ‘Israel’. 2. Semua Muslim meninggalkan tanah ‘Israel’, ” tulis Yair Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Facebook nya. “Saya lebih suka opsi kedua,” tambahnya melalui pesan yang ditulis dalam bahasa Ibrani sebagaimana dikutip laman The Jerusalem Post.*