Hidayatullah.com—Seorang bocah lelaki berusia 12 tahun ditangkap polisi yang menyelidiki pesan rasis yang dikirimkan ke pemain depan kesebelasan Crystal Palace Wilfried Zaha di media sosial.
Zaha mengungkapkan bahwa dirinya menerima sejumlah pesan menyakitkan di media sosial sebelum laga tandang ke Aston Villa hari Ahad (12/7/2020), di mana Crystal Palace kalah 0-2.
Manager Zaha, Roy Hodgson menyebut kiriman pesan tersebut sebagai tindakan “pengecut dan tercela”.
Premier League menyebut apa yang dilakukan terhadap pesepakbola berkulit hitam asal Pantai Gading berusia 27 tahun itu “sama sekali tidak dapat diterima”.
Kepolisian West Midlands lewat Twitter menanggapi kasus Zaha dengan mengatakan pihaknya akan menyelidiki kasus itu dan beberapa jam kemudian mengkonfirmasi penangkapan tersangka, lapor BBC.
“Kami mendapat laporan tentang serangkaian pesan rasis yang dikirimkan ke seorang pesepakbola hari ini dan setelah meninjau kasus itu dan melakukan pemeriksaan, kami telah menangkap seorang anak laki-laki,” tulis Kepolisian West Midlands di Twitter.
“Seorang bocah berusia 12 tahun dari Solihull sudah ditahan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah melaporkannya. Rasisme tidak akan ditoleransi,” imbuh polisi.
Berbicara kepada Sky Sports sebelum penangkapan, Hodgson mengatakan bahwa kasus itu menjadi sorotan dikarenakan momen Black Lives Matter, aksi protes yang bermula di Amerika Serikat yang mengangkat perlakuan buruk dan diskriminasi terhadap warga kulit hitam yang tidak jarang berujung maut, yang gemanya kemudian mendunia menjadi seruan menentang rasisme secara umum.
Hodgson memuji tindakan Wilfried yang mengadukan kasusnya dan tidak tinggal diam atas perlakuan rasis yang ditujukan kepadanya.
“Dia [pelaku] ingin menghalangi salah satu pemain terbaik kami dari tampil prima hari ini, tetapi dia melakukannya dengan pilihan cara yang sama sekali tidak dapat diterima,” imbuhnya.
Pihak Premier League menegaskan bahwa pihaknya berada di pihak Zaha dan menentang tindakan rasis itu dan diskriminasi dalam bentuk apapun.
“Kami akan terus memberikan dukungan kepada para pemain, manajer, pelatih dan anggota keluarga mereka dari diskriminasi serius yang diterimanya secara online,” kata Premier League.
Sejak dimulai kembali pada bulan Juni, sejumlah pemain terkemuka Premier League berlutut setiap sebelum laga dimulai guna menunjukkan dukungan kepada gerakan Black Lives Matter.*