Hidayatullah.com—Seorang pengkritik vokal penguasa China, Prof Xu Zhangrun telah dibebaskan setelah mendekam dalam tahanan kepolisian selama 6 hari, menurut teman-temannya.
Profesor hukum konstitusional Beijing itu sudah berstatus tahanan rumah ketika ditangkap dan dibawa ke kantor polisi pada 6 Juli.
Dia mengkritik cara pemerintah China dalam menghadapi coronavirus dan kepemimpinan Presiden Xi Jinping yang dianggapnya seperti pengikut sekte Mao Zedong.
Pihak berwenang belum mengkonfirmasi pembebasan Xu tersebut, lapor BBC Ahad (12/7/2020).
Kabar tentang pembebasan Xu disebarkan oleh teman-temannya yang berbicara kepada media internasional.
Salah seorang dari mereka mengatakan kepada koran South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong bahwa Xu, 57, tiba kembali di rumahnya pada pagi hari dan dalam kondisi baik.
Tidak diketahui pasti mengapa dia ditahan. Menyusul penangkapannya seorang teman mengatakan istri Xu mendapat telepon dari seseorang yang menyebutkan bahwa profesor itu ditahan karena menyewa pelacur saat melakukan perjalanan ke kota Chengdu. Tuduhan tersebut dinilai teman-teman Xu mengada-ada dan konyol.
Pengajar di perguruan tinggi papan atas Universitas Tsinghua selama 20 tahun itu tahun lalu pernah menjalani pemeriksaan aparat keamanan setelah mengkritik penghapusan batas maksimal masa jabatan presiden, yang memungkinkan XI Jinping berkuasa seumur hidup.
Akademisi itu ditempatkan dalam tahanan rumah tahun ini setelah menulis artikel mengkritik cara pemerintah menghadapi kemunculan wabah penyakit baru Covid-19. Xu mengisyaratkan kemungkinan itu merupakan artikel terakhir yang ditulisnya.
Geng Xiaonan, seorang teman Xu, mengatakan kepada New York Times bahwa ketika ditangkap profesor itu dalam kondisi mental siap untuk diciduk.
“Dia sudah mempersiapkan sebuah tas berisi pakaian dan sebuah sikat gigi tergantung di depan pintunya, jadi dia siap,” kata wanita tersebut.
Amerika Serikat kabarnya menekan China untuk segera membebaskan Xu Zhangrun.*